Kepala Dinas KP Sulteng Hasanuddin Atjo (kanan) saat meninjau proyek
percontohan Mina-Padi di Desa Malonas, Kabupaten Donggala, beberapa
waktu lalu. [Foto: Antara]
|
Kepala DKP Sulteng Hasanuddin Atjo, Jumat (27/2/2015) mengatakan, bahwa kolam pembibitan ikan itu berkapasitas ribuan ekor dengan konstruksi beton dan dibangun di dekat lahan persawahan petani.
Kolam yang akan berfungsi sebagai pendederan bibit ini mendesak bagi peserta program karena pengalaman tahun 2014, produksi ikan nila dan mas program mina padi ini masih kurang maksimal karena bibit banyak yang mati karena langsung ditebar setelah melalui perjalanan yang jauh.
Dengan tersedianya kolam pembibitan, kata Atjo, benih tersebut disimpan dulu dalam kolam untuk proses penyesuaian dan seleksi. Setelah terpilih benih yang sehat, barulah dipindahkan ke dalam kolam pemeliharaan di tengah sawah.
Pejabat penanggung jawab teknis kegiatan program Mina Padi DKP Sulteng Ir. Muchlis menyebutkan selain membangun kolam pendederan (pembibitan), DKP Sulteng juga akan merenovasi sejumlah kolam pemeliharaan yang dibangun tahun 2014.
Pihaknya juga akan memberikan bantuan benih dan pakan ikan serta memagangkan beberapa petani peserta program pada budi daya mina padi yang sukses di luar Sulawesi Tengah serta meningkatkan pendampingan kepada petani untuk intensifikasi pelaksanaan program.
"Kami mengakui bahwa pada tahun 2014, pendampingan kepada nelayan tidak maksimal sehingga program ini tidak mencapai hasil maksimal," ujar Muchlis.
Dalam program percontohan pengembangan teknologi pertanian integratif mina-padi di Desa Malonas ini, DKP Sulteng membangun kolam pemeliharaan ikan selebar dua meter dengan kedalaman 1,5 meter di sekeliling tiap petak sawah milik petani, sementara tanah galiannya digunakan sebagai pematang.
Proyek ini dimulai Juli 2014 dan akan dilanjutkan hingga 2016 yang diproyeksikan akan mencapai areal sekitar 10 hektare dan melibatkan puluhan petani setempat.
DKP Sulteng akan menggupayakan agar selama tiga tahun (2014-2016), program integratif ini juga melibatkan berbagai instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Peternakan dan Badan Pengembangan Teknologi Pertanian (BPTP).
Dinas Pertanian diharapkan memberi kontribusi dalam penyediaan benih dan pemeliharaan tanaman padi serta pengembangan palawija di atas pematang, sementara BPTP akan membantu penyediakan benih padi yang tahan genangan air, sedangkan Dinas Peternakan akan mengasistensi petani dalam memelihara ternak yang kotorannya menjadi bahan membuat pupuk organik.
Menurut Hasanuddin, bila semua instansi terkait memberikan kontribusinya secara proporsional dan konsisten, proyek percontohan mina-padi ini akan sukses meningkatkan pendapatan petani dari saat ini rata-rata Rp10 juta menjadi Rp30 juta tiap petani per siklus panen.[Ant]
0 komentar:
Posting Komentar