Kartu Sakti ala Jokowi |
Jakarta, Jurnalsulteng.com- Kepala Departemen Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia, Fentiny Nugroho, mengapresiasi proyek kartu sakti yang diluncurkan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Namun demikian, kartu sakti dinilai kurang menyentuh dan masih banyak kekurangan.
Fenti menyebut, salah satu kekurangan kartu sakti adalah peluncurannya yang menggunakan sarana bank dan kantor pos. Ini dinilai memberatkan masyarakat terpencil yang jauh dari sarana perbankan dan kantor pos.
"Sekarang pakai sarana bank dan kantor pos, bagaimana fasilitas ini daerah terpencil, apa mudah? Apa ga membutuhkan biaya untuk mengakses," ucap Fenti dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (8/11).
Selain itu, penggunaan data rakyat miskin juga masih simpang siur dan berbeda dengan kondisi lapangan. Jokowi seharusnya melakukan koordinasi ketat dengan pemerintah daerah yang mengetahui persis data penduduk miskin di daerahnya.
"Kelemahan penanggulangan kemiskinan itu kita masih tumpang tindih. Ada satu keluarga menerima dua program dan ada keluarga miskin yang tidak menerima sama sekali," katanya.
Fenti menyayangkan kartu sakti yang diluncurkan Jokowi hampir sama dengan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang hanya memberi uang tunai. Seharusnya, bantuan masyarakat miskin berbentuk investasi sosial untuk membangun manusia itu sendiri.
"Alangkah baiknya upaya meningkatkan produktivitas pertanian seperti di India. Memang terkadang itikad baik namun pelaksanaan bermasalah. Kita maklumi karena ini program baru," tutupnya.[Merdeka]
0 komentar:
Posting Komentar