Ujian CPNS. (Ilustrasi) |
DI Jejaring Sosial Twitter, account @agus84821335 kaget mendengar pemerintah akan melakukan moratorium penerimaan CPNS selama lima tahun. Menurutnya, waktu lima terlalu lama.
“Waduuhhhh pak kasihan dong kami yang bercita-cita menjadi PNS,” kicaunya.
Account @Asnawi09 bilang, jutaan warga terancam menganggur, setelah pemerintah meniadakan lowongan CPNS.
“Rakyat bisa putus asa. Keputusan pemerintah ini sungguh terlalu,” kicaunya.
Account @misshabrina yang mengaku mahasiswa, sedih, impiannya bekerja di kementerian terancam pupus karena adanya rencana kebijakan moratorium pemerintah ini.
“Say goodbye tes Kemlu 2015. Buat siapapun yang mau berkarir PNS di Kementerian, sabar tunggu Jokowi lengser,” keluhnya.
Account @zaskyams bilang, kebijakan moratorium CPNS hanya boleh, setelah pemerintah mampu menyediakan pekerjaan alternatif kepada rakyat.
“Mau kerja dimana rakyat? Emang kerjaan di sektor swasta tersedia. Pemerintahan kok nyesekin banget sih,” protesnya.
Account @akuubur seorang guru honorer menumpahkan kekesalan. Dia khawatir, cita-citanya diangkat menjadi guru PNS ikutan gagal.
“Kebijakan ini bikin emosi guru honorer. Janji-janji pengangkatan cuma angin lalu,” cetusya.
Account @dimasprakbar mengatakan, PNS adalah pekerjaan idaman bagi masyarakat di daerah. Sebab, pekerjaan sebagai pegawai swasta di daerah sangat terbatas.
“Di daerah nggak ada perusahaan swasta pak, kalau universitas banyak. Berarti sarjana bakal nganggur,” katanya.
Account @maulana menilai, moratorium sebagai kebijakan lepas tanggung jawab pemerintah.
“Itu pemerintah neo liberal, rakyat dibiarkan mengurus dirinya sendiri,” katanya.
Berbeda, Tweeps @RyanSlim88 justru mendukung rencana moratorium pemerintah. Saran dia, masyarakat mencari jenis pekerjaan lain.
“Zaman dulu juga nggak ada PNS, tapi nenek moyang kita bisa tetap hidup. Lebih baik putar otak mencari pekerjaan lain,” ujarnya.
Tweeps @GegAyuSukma bilang, warga yang menolak moratorium PNS tidak kreatif.
“Sukses nggak harus jadi PNS, cerdas sedikitlah,” cetusnya.
Di Jejaring Sosial Facebook, account Agus menilai, wacana moratorium PNS selama lima tahun hanya pencitraan.
“Ah, tahun depan seleksi PNS juga ada,” ujarnya.
Facebooker Ode bilang, moratorium PNS selama 5 tahun bukan solusi. “Ini malah menambah jumlah pengangguran dan kemiskinan di negara kita tercinta,” kicaunya.
Facebooker FIKRI AJA lebih setuju kebijakan pensiun dini, ketimbang moratorium PNS.
“Pensiunkan saja yang tua-tua, penerimaan pegawai baru tetap dibuka,” usulnya.
Facebooker Tati meminta rakyat tidak panik. “Tenang saja era Jokowi investasi swasta akan berkembang, lowongan kerja akan banyak,” ujarnya.
Facebooker Kang Zunaid mendukung moratorium PNS itu. Asalkan memberi dampak positif bagi negara. “Setuju. Rasanya pemerintahan selama ini sudah terlalu banyak pegawainya. Masyarakat jangan lebay. Jangan terlalu mengharapkan jadi PNS. Bikin usaha, buka lapangan kerja sendiri,” katanya.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Yuddy Chrisnandi menyampaikan, pemerintahan baru akan melakukan kebijakan moratorium penerimaan CPNS. Moratorium tidak hanya dua tahun seperti pernah dilakukan di era pemerintahan SBY-Boediono, melainkan selama lima tahun.
(Baca juga: Pemerintah Kaji Efektivitas PNS )
“Atas petunjuk Presiden Jokowi yang disampaikan lewat Pak Wapres, akan diberlakukan moratorium. Mulai moratorium PNS, kehutanan, pertambangan, dan semua kementerian,” ujarnya di Jakarta, kemarin.
Dia menambahkan, pemberlakuan moratorium ini untuk memberi kesempatan kepada seluruh instansi melakukan audit organisasi. Sehingga, bisa diketahui berapa angka ideal PNS di Indonesia.
Yuddy mengatakan moratorium akan berlaku di seluruh kementerian. “Semua kementerian harus moratorium CPNS. Dalam masa moratorium lima tahun ini silakan melakukan audit organisasi,” cetusnya.
Mengenai rekruitmen CPNS 2014 yang sudah berjalan, menurut Yuddy rekruitmen itu akan tetap berjalan. Berdasarkan data KemenPAN-RB, jumlah PNS di seluruh Indonesia untuk tahun 2013 sudah mencapai 4,3 juta orang.[Rmol]
0 komentar:
Posting Komentar