Ilustrasi |
Sepuluh kabupaten yang kekeringan yakni Ende, Lembata, Alor, Sumba Timur, Sumba Tengah, Kupang, Nagekeo, Flores Timur, dan Sabu Raijua. "Laporan dampaknya kekeringan sehingga kekurangan air bersih," kata Silvia.
Kabupaten terparah di Sumba Timur yang mengalami kekeringan hebat, sehingga terancam gagal panen dan gagal tanam. Sedangkan kabupaten lainnya hanya melaporkan kekurangan air pada musim kemarau ini. "Di Sumba Timur gagal tanam dan panen," kata Silva.
Untuk mengantisipasi bencana kekeringan ini, kata Silvia, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan dinas pekerjaan umum (PU) terkait pendistribusian air bersih dan irigasi bagi petani di daerah itu. "Tim akan turun ke 10 kabupaten itu untuk mengantisipasi bencana kekeringan yang terjadi," kata Silvia.
Sedangkan, pemerintah provinsi juga telah menyiapkan langkah antisipasi melalui stok cadangan bantuan beras untuk intervensi rawan pangan sebanyak 80,36 ton, buffer stok penanggulangan bencana 15 ton, cadangan pangan pemerintah, 200 ton dan cadangan pangan di setiap kabupaten/kota sebanya 1000 ton lebih. "Jumlah stok beras di bulog NTT masih cukup 28.788 ton," kata Silvia.
Rius Umbu Yiwa, warga Sumba Timur yang dihubungi terpisah membenarkan kekeringan yang melanda wilayah itu, sehingga petani kesulitan menanam kacang, sebagai komoditas unggulan. "Daerah terparah di Kecamatan Palakahembi. Petani sudah tidak lagi menanam karena kekeringan," kata Rius.[Tempo]
0 komentar:
Posting Komentar