>
Headlines News :
Home » , » Pertanyaan JK soal HAM, Durian Runtuh yang Dinantikan Prabowo

Pertanyaan JK soal HAM, Durian Runtuh yang Dinantikan Prabowo

Written By Unknown on Selasa, 10 Juni 2014 | 09.44.00

Dradjad Wibowo
Jakarta, Jurnalsulteng.com- Pertanyaan Jusuf Kalla kepada Prabowo soal hak asasi manusia (HAM) dalam debat perdana capres-cawapres merupakan rahmat tersembunyi dari Allah SWT untuk Prabowo-Hatta.

"Seperti durian runtuh. Kenapa? Isu paling keras yang ditembakkan ke PS selama ini adalah isu HAM. Semalam Mas Bowo malah mendapat panggung TV gratis selama 2 kali 3 menit untuk mengklarifikasi tudingan tersebut, langsung kepada puluhan juta rakyat yang menonton," kata Jurubicara Tim Sukses Prabowo-Hatta, Dradjad H Wibowo, yang dikutip dari Rakyat Merdeka Online Selasa (10/6/2014).

Saat pertanyaan itu diajukan JK, Dradjad bertugas di ruang yang dipakai capres dan cawapres istirahat saat break. Dan ketika mendengar pertanyaan JK soal HAM itu, Dradjad mengaku langsung mengepalkan tangan.

"Saya langsung mengepalkan tangan, yes! Pertanyaan itu yang memang paling kami harapkan, dan mas Bowo sudah sangat siap menjawabnya. Terima kasih Pak JK," kata Dradjad, yang juga Wakil Ketua Umum PAN.

Dradjad mengaku, usai debat, sebagai bahan evaluasi, ia bertanya ke beberapa teman-teman jurnalis yang dinilainya masih netral. Dradjad juga bertanya kepada beberapa ilmuwan dan anak-anak muda. Semua yang ditanya itu pun sepakat bila Prabowo tampil sangat luar biasa, meski awalnya terlihat kurang rileks. 

"Menurut mereka, momen puncak bagi Prabowo adalah saat mengklarifikasi isu HAM. Dan menurut teman-teman yang netral tersebut, penjelasan Prabowo sangat manusiawi dan apa adanya. Mereka paling suka dengan kata-kata (Prabowo), "tanya atasan saya", tapi mengkritik, kenapa tidak disebut saja atasannya hehe. Kata mereka, jawaban mas Bowo membuat Pak JK tidak bisa menyerang lagi," demikian Dradjad. 

Senada dengan Drajat, pengamat komunikasi UIN Sunan Kalijaga, Iswandi Syahputra menilai, pertanyaan mengenai pelanggaran HAM dari JK sangat menguntungkan posisi Prabowo.

"Materi pertanyaan soal HAM sangat menguntungkan Prabowo. Sebagai komunikator, selama ini Prabowo tidak punya medium untuk menyampaikan pesan pada khalayak komunikan. Timingnya tepat, saat debat dia ditanya dan dia menjawab," ujarnya yang dikutip dari Inilah.com Selasa (10/6/2014).

Menurutnya, Prabowo diyakini sudah menyiapkan jawaban soal isu pelanggaran HAM yang akan muncul dalam debat tersebut. Sebab, memang sebelum acara tersebut sudah muncul berbagai spekulasi soal akan munculnya pertanyaan soal hal itu.

"Jawaban tersebut menunjukkan tidak ada kesan memaksakan diri untuk mengklarifikasi. Dan Prabowo berhasil menjelaskannya dengan baik tanpa menyerang balik JK," imbuhnya.

Iswandi mengatakan, JK justru dapat menuai sentimen negatif atas materi pertanyaan HAM tersebut. Karena soal pelanggaran HAM itu sebenarnya sudah selesai, hal ini dibuktikan dengan majunya Prabowo sebagai calon wakil presiden pada tahun 2009 lalu mendampingi Megawati Soekarnoputri.

"Jadi dengan mudah publik dapat menilai, isu HAM diangkat kembali oleh JK sangat tendensius hanya untuk membunuh karakter Prabowo. Bahkan, bisa saja materi HAM ini menegaskan adanya titipan asing. Dan jelas ini bukan sikap seorang negarawan," ujarnya.

Sementara, sindiran soal isteri menurut Iswandi jelas itu ditujukan pada Prabowo. Namun hal itu dianggap melanggar etika politik karena sudah masuk dalam hal pribadi calon presiden.

"Walau bersifat menyindir, dalam komunikasi publik sebenarnya kurang etis. Karena menyangkut ruang privasi yang bersifat personal. Disayangkan sindiran ini keluar dari mulut seorang capres dan cawapres," kata dia.

Menurut Iswandi, secara umum sebenarnya posisi dua pasangan dalam debat tersebut masih berimbang. Pasangan Prabowo-Hatta mampu dengan baik mengartikulasikan visi misinya secara konseptual. Pasangan ini punya gaya yang baik menjadi pemimpin negara, karena lebih banyak bicara ke depan.

"Sementara pasangan Jokowi-JK mampu meyakinkan apa yang sudah mereka lakukan sebelumnya, karena itu mereka banyak bicara bukti, akhirnya banyak terjebak bicara masa lalu. Dalam posisi imbang begini, siapa yang melakukan kesalahan dialah yang kalah," tandasnya***
Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger