Seremonial Hari Nusantara ditandai dengan pengibaran bendera Merah Putih dari dalam air Teluk Palu hingga berkibar di udara pada perayaan Hari Nusantara ke 13, di Palu, Sabtu (14/12/2013). (foto:Andono Wibisono)
Palu, Jurnalsulteng.com - Hari Nusantara 2013 tingkat nasional telah rampung digelar di Provinsi Sulawesi Tengah, setelah puncaknya dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono di Kota Palu, Sabtu (14/12/2013).
Berbagai atraksi dan hiburan ditampilkan untuk memeriahkan kegiatan yang dimulai sejak 10 Desember 2013.
Jalanan utama di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah ini macet selama beberapa hari terakhir akibat padatnya acara yang dihadiri sejumlah pejabat dan menteri Kabinet Indonesia Bersatu II.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutarjo sejak 11 Desember 2013 sudah hadir di Kota Palu guna membuka Pameran Nusantara 2013 yang merupakan anak kegiatan Hari Nusantara.
Sharif yang juga Ketua Harian Dewan Kelautan Indonesia merasa harus hadir karena kegiatan ini adalah salah satu gawean kementerian yang dipimpinnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu juga tak kalah sibuk untuk turut memeriahkan Hari Nusantara ke-9 ini. Mari Elka Pangestu sempat membuka Pekan Kelautan Nasional di Kabupaten Donggala yang berjarak 40 kilometer dari Kota Palu.
Mari Elka sendiri adalah Ketua Panitia Pusat Hari Nusantara 2013 sehingga harus hadir di kegiatan wisata tahunan itu.
Dalam kegiatan ini, juga terlihat Menteri Sosial Salim Segaf Aljufrie yang juga melakukan kegiatannya sendiri dengan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat.
Salim Segaf Aljufrie serasa pulang kampung saat berkunjung ke Sulawesi Tengah karena keluarga besarnya berada di provinsi ini. Sulawesi Tengah merupakan pusat Alkhairaat, yayasan agama terbesar di timur Indonesia yang dipimpin Saggaf Aljufrie, saudara Menteri Sosial.
Selain itu hadir pula sejumlah anggota DPR dan calon anggota legislatif dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari daerah pemilihan Sulawesi Tengah.
Sebelum Hari Nusantara 2013, terdapat sejumlah kegiatan skala nasional yang dihelat di Sulawesi Tengah yakni Festival Teluk Palu, Festival Danau Poso dan Festival Danau Lindu.
Meski kegiatannya hanya dihadiri sejumlah perwakilan dari kabupaten di Sulawesi Tengah, kegiatan itu dianggap sebagai pemanasan untuk menyambut Hari Nusantara.
Hari Nusantara yang dilaksanakan di Kota Palu dan Kabupaten Donggala itu menampilkan berbagai kegiatan antara lain lomba renang lintas Teluk Palu, lomba perahu naga, lomba layang-layang hias, lomba kesenian dan budaya, pameran produk unggulan, seminar, bedah buku, pengibaran bendera Merah Putih raksasa, dan parade kapal perang.
Berbagai kegiatan itu dihadiri ribuan warga sehingga menimbulkan efek positif lainnya, terutama dari sektor ekonomi.
Wakil Presiden Boediono meminta pemerintah daerah agar terus mengembangkan pariwisata bahari untuk membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Saat memberikan sambutan pada puncak peringatan Hari Nusantara 2013 di Kota Palu, Boediono menyebutkan wisata bahari itu antara lain "Sail Indonesia" yang terdiri atas Sail Bunaken, Sail Wakatobi atau Sail Raja Ampat, dan kegiatan sejenisnya.
"Sail-sail itu harapkan terus dilanjutkan, dan promosinya digencarkan oleh pemerintah daerah," katanya di hadapan ribuan tamu undangan dan masyarakat yang hadir.
Dia berharap berbagai kegiatan wisata bahari itu dapat menumbuhkan sektor ekonomi kreatif di pesisir pantai hingga akhirnya meningkatkan derajat kehidupan nelayan.
Manfaatkan Momentum
Wali Kota Palu Rusdy Mastura mengatakan mengatakan, untuk bisa menjadi tuan rumah Hari Nusantara lagi dibutuhkan waktu sekitar 30 tahun.
Oleh karena itu, momen tersebut harus dimanfaatkan secara maksimal. Tak heran, selama beberapa bulan terkahir Pemprov Sulawesi Tengah dan Pemkot Kota Palu sibuk menyiapkan diri, seperti memperbaiki anjungan Pantai Talise yang akan menjadi lokasi puncak peringatan, serta aksi mempercantik diri lainnya dengan membutuhkan dana miliaran rupiah.
Sejumlah pembangunan hotel dan pusat perbelanjaan dipercepat penyelesaiannya guna mencegat tamu yang masuk ke daerah ini saat Hari Nusantara 2013.
Sementara Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun meminta pemerintah daerah harus memanfaatkan peluang saat Hari Nusantara 2013 yang dilaksanakan Provinsi Sulawesi Tengah.
"Jangan cuma kumpul-kumpul saja atau hanya seremonial belaka," kata Alex saat acara bedah buku Ensiklopedia Pulau-Pulau Kecil Nusantara di Palu, Sabtu (14/12).
Menurut Alex, Hari Nusantara harus lebih hebat dari pelaksanaan Sail Banda, Sail Morotai, Sail Bunaken, Sail Komodo, atau kegiatan sejenis.
Dia mengatakan Sail Banda atau Sail Morotai yang merupakan bagian dari "Sail Indonesia" itu adalah anak kegiatan dari Hari Nusantara.
"Jadi Hari Nusantara sudah seharusnya lebih meriah. Masak bapak kalah sama anak," katanya.
Dia menggambarkan Sail Bunaken di Sulawesi Utara pada 2009 menjadikan daerah itu meriah dan terkenal di mana-mana.
"Hotel di mana-mana penuh, serta pengunjung banyak berdatangan dari berbagai daerah," katanya.
Oleh karena itu, jika suatu daerah tidak bisa memanfaatkan Hari Nusantara maka akan menjadi kerugian tersendiri.
Sementara narasumber acara bedah buku dari Harian Kompas Tri Agung Kristanto mengatakan selama di Jakarta belum ada kegiatan jumpa pers terkait Hari Nusantara 2013 yang akan dilaksanakan di Sulawesi Tengah.
"Beda sekali dengan kegiatan Sail Banda atau sail-sail yang lain. Ini tidak ada. Mungkin koordinasi lemah," kata Tri yang merupakan Kepala Desk Nusantara Harian Kompas.
Menurut dia, Hari Nusantara adalah kegiatan penting dan menarik sehingga harus diberitakan di media massa.
Dia secara khusus juga telah meminta wartawan Kompas yang ada di Makassar untuk meliput acara puncak Hari Nusantara di Kota Palu yang dibuka oleh Wakil Presiden Boediono.
Dia sendiri mengaku kedatangannya di Kota Palu hanya untuk acara bedah bedah buku Ensiklopedia Pulau-Pulau Kecil Nusantara.
Acara bedah buku itu sendiri merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Hari Nusantara yang bertemakan "Setinggi Langit Sedalam Samudera, Potensi Pariwisata dan Kreativitas Nusantara yang Tak Terhingga".
Lalu, kegiatan apa lagi yang akan dilakukan Sulawesi Tengah setelah Hari Nusantara? Sail Tomini 2014 digadang-gadang bisa menjadi ajang selanjutnya yang dilakukan tahun depan di provinsi ini.
Sulawesi Tengah optimistis bakal menjadi tuan rumah Sail Tomini 2014 meski beberapa daerah juga sedang berjuang untuk menyelenggarakan Sail Indonesia di daerah masing-masing, seperti Kalimantan Timur, Papua dan Sumatera Utara.
"Sulawesi Tengah adalah daerah pertama yang meminta menjadi penyelenggara Sail Indonesia pada 2014 dengan nama Sail Tomini dan persiapannya sudah dilakukan sejak 2011," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tengah Hasanuddin Atjo beberapa waktu lalu.
Menanggapi penilaian beberapa pihak bahwa Sulawesi Tengah kalah bersaing dengan beberapa daerah lain yang juga ingin melaksanakan Sail Indonesia di daerahnya masing-masing pada 2014, Hasanuddin mengemukakan bahwa upaya Sulteng menyelenggarakan Sail Tomini 2014 sudah cukup maksimal.
"Bahkan saat ini kita sudah mempunyai Tim Percepatan Pelaksanaan Sail Tomini 2014 yang diketuai Wakil Gubernur H Soedarto," ujarnya.
Ia menjelaskan persiapan Sulawesi Tengah melaksanakan Sail Tomini 2014 diawali dengan lokakarya regional yang melibatkan tiga gubernur, yakni Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah serta belasan kabupaten-kota yang terletak di tepian Teluk Tomini pada 2011.
Setelah lokakarya tersebut, Gubernur Sulteng Longki Djanggola telah menyurati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyampaikan permintaan dan kesiapan daerahnya menggelar Sail Tomini pada 2014, dan surat itu telah ditanggapi oleh Menteri/ Sekretaris Negara Sudi Silalahi yang meminta Menko Kesra Agung Laksono mempersiapkan penyelenggaraannya.
Selain itu, kata Hasanuddin, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutarjo yang juga Ketua Harian Dewan Kelautan Indonesia ketika berkunjung ke Sulawesi Tengah pada November 2012 telah menyatakan bahwa Sail Toimini 2014 sudah 90 persen akan dilaksanakan di Sulawesi Tengah.
Mengenai persiapan fisik menggelar Sail Tomini, Hasanuddin mengemukakan bahwa Kabupaten Tojo Una-Una sedang menyelesaikan pembangunan bandar udara bernilai sekitar Rp150 miliar dan diharapkan sudah diresmikan pada 2014.
Sail Tomini 2014 akan memberikan efek berganda yang sangat besar bagi pembangunan Sulawesi Tengah karena selain menjadi ajang promosi daerah, juga akan menikmati cukup banyak dana pembangunan karena Sail Tomini ini melibatkan sekitar 18 kementerian, lembaga dan badan nasional yang tentu akan melaksanakan kegiatannya di daerah ini di bawah koordinasi Dewan Kelautan Indonesia yang Ketua Umum-nya adalah Presiden.
Masyarakat berharap Sail Tomini 2014 tidak lari ke tangan provinsi lain. Namun jika belajar dari pengalaman pelaksanaan Hari Nusantara 2013, Pemprov Sulawesi Tengah harus lebih gencar lagi melakukan promosi dan lobi-lobi agar Sail Tomini bisa diselenggarakan di daerah ini.
Promosi itu tidak hanya berupa baliho raksasa bergambar pejabat berkepentingan dengan senyum manisnya. Baliho hanya sekedar gambar, tidak bisa menjawab pertanyaan, keluhan serta keinginan masyarakat terhadap persiapan Sail Tomini 2014.***
sumber:antarasulteng.com
Palu, Jurnalsulteng.com - Hari Nusantara 2013 tingkat nasional telah rampung digelar di Provinsi Sulawesi Tengah, setelah puncaknya dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono di Kota Palu, Sabtu (14/12/2013).
Berbagai atraksi dan hiburan ditampilkan untuk memeriahkan kegiatan yang dimulai sejak 10 Desember 2013.
Jalanan utama di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah ini macet selama beberapa hari terakhir akibat padatnya acara yang dihadiri sejumlah pejabat dan menteri Kabinet Indonesia Bersatu II.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutarjo sejak 11 Desember 2013 sudah hadir di Kota Palu guna membuka Pameran Nusantara 2013 yang merupakan anak kegiatan Hari Nusantara.
Sharif yang juga Ketua Harian Dewan Kelautan Indonesia merasa harus hadir karena kegiatan ini adalah salah satu gawean kementerian yang dipimpinnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu juga tak kalah sibuk untuk turut memeriahkan Hari Nusantara ke-9 ini. Mari Elka Pangestu sempat membuka Pekan Kelautan Nasional di Kabupaten Donggala yang berjarak 40 kilometer dari Kota Palu.
Mari Elka sendiri adalah Ketua Panitia Pusat Hari Nusantara 2013 sehingga harus hadir di kegiatan wisata tahunan itu.
Dalam kegiatan ini, juga terlihat Menteri Sosial Salim Segaf Aljufrie yang juga melakukan kegiatannya sendiri dengan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat.
Salim Segaf Aljufrie serasa pulang kampung saat berkunjung ke Sulawesi Tengah karena keluarga besarnya berada di provinsi ini. Sulawesi Tengah merupakan pusat Alkhairaat, yayasan agama terbesar di timur Indonesia yang dipimpin Saggaf Aljufrie, saudara Menteri Sosial.
Selain itu hadir pula sejumlah anggota DPR dan calon anggota legislatif dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari daerah pemilihan Sulawesi Tengah.
Sebelum Hari Nusantara 2013, terdapat sejumlah kegiatan skala nasional yang dihelat di Sulawesi Tengah yakni Festival Teluk Palu, Festival Danau Poso dan Festival Danau Lindu.
Meski kegiatannya hanya dihadiri sejumlah perwakilan dari kabupaten di Sulawesi Tengah, kegiatan itu dianggap sebagai pemanasan untuk menyambut Hari Nusantara.
Hari Nusantara yang dilaksanakan di Kota Palu dan Kabupaten Donggala itu menampilkan berbagai kegiatan antara lain lomba renang lintas Teluk Palu, lomba perahu naga, lomba layang-layang hias, lomba kesenian dan budaya, pameran produk unggulan, seminar, bedah buku, pengibaran bendera Merah Putih raksasa, dan parade kapal perang.
Berbagai kegiatan itu dihadiri ribuan warga sehingga menimbulkan efek positif lainnya, terutama dari sektor ekonomi.
Wakil Presiden Boediono meminta pemerintah daerah agar terus mengembangkan pariwisata bahari untuk membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Saat memberikan sambutan pada puncak peringatan Hari Nusantara 2013 di Kota Palu, Boediono menyebutkan wisata bahari itu antara lain "Sail Indonesia" yang terdiri atas Sail Bunaken, Sail Wakatobi atau Sail Raja Ampat, dan kegiatan sejenisnya.
"Sail-sail itu harapkan terus dilanjutkan, dan promosinya digencarkan oleh pemerintah daerah," katanya di hadapan ribuan tamu undangan dan masyarakat yang hadir.
Dia berharap berbagai kegiatan wisata bahari itu dapat menumbuhkan sektor ekonomi kreatif di pesisir pantai hingga akhirnya meningkatkan derajat kehidupan nelayan.
Manfaatkan Momentum
Wali Kota Palu Rusdy Mastura mengatakan mengatakan, untuk bisa menjadi tuan rumah Hari Nusantara lagi dibutuhkan waktu sekitar 30 tahun.
Oleh karena itu, momen tersebut harus dimanfaatkan secara maksimal. Tak heran, selama beberapa bulan terkahir Pemprov Sulawesi Tengah dan Pemkot Kota Palu sibuk menyiapkan diri, seperti memperbaiki anjungan Pantai Talise yang akan menjadi lokasi puncak peringatan, serta aksi mempercantik diri lainnya dengan membutuhkan dana miliaran rupiah.
Sejumlah pembangunan hotel dan pusat perbelanjaan dipercepat penyelesaiannya guna mencegat tamu yang masuk ke daerah ini saat Hari Nusantara 2013.
Sementara Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun meminta pemerintah daerah harus memanfaatkan peluang saat Hari Nusantara 2013 yang dilaksanakan Provinsi Sulawesi Tengah.
"Jangan cuma kumpul-kumpul saja atau hanya seremonial belaka," kata Alex saat acara bedah buku Ensiklopedia Pulau-Pulau Kecil Nusantara di Palu, Sabtu (14/12).
Menurut Alex, Hari Nusantara harus lebih hebat dari pelaksanaan Sail Banda, Sail Morotai, Sail Bunaken, Sail Komodo, atau kegiatan sejenis.
Dia mengatakan Sail Banda atau Sail Morotai yang merupakan bagian dari "Sail Indonesia" itu adalah anak kegiatan dari Hari Nusantara.
"Jadi Hari Nusantara sudah seharusnya lebih meriah. Masak bapak kalah sama anak," katanya.
Dia menggambarkan Sail Bunaken di Sulawesi Utara pada 2009 menjadikan daerah itu meriah dan terkenal di mana-mana.
"Hotel di mana-mana penuh, serta pengunjung banyak berdatangan dari berbagai daerah," katanya.
Oleh karena itu, jika suatu daerah tidak bisa memanfaatkan Hari Nusantara maka akan menjadi kerugian tersendiri.
Sementara narasumber acara bedah buku dari Harian Kompas Tri Agung Kristanto mengatakan selama di Jakarta belum ada kegiatan jumpa pers terkait Hari Nusantara 2013 yang akan dilaksanakan di Sulawesi Tengah.
"Beda sekali dengan kegiatan Sail Banda atau sail-sail yang lain. Ini tidak ada. Mungkin koordinasi lemah," kata Tri yang merupakan Kepala Desk Nusantara Harian Kompas.
Menurut dia, Hari Nusantara adalah kegiatan penting dan menarik sehingga harus diberitakan di media massa.
Dia secara khusus juga telah meminta wartawan Kompas yang ada di Makassar untuk meliput acara puncak Hari Nusantara di Kota Palu yang dibuka oleh Wakil Presiden Boediono.
Dia sendiri mengaku kedatangannya di Kota Palu hanya untuk acara bedah bedah buku Ensiklopedia Pulau-Pulau Kecil Nusantara.
Acara bedah buku itu sendiri merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Hari Nusantara yang bertemakan "Setinggi Langit Sedalam Samudera, Potensi Pariwisata dan Kreativitas Nusantara yang Tak Terhingga".
Lalu, kegiatan apa lagi yang akan dilakukan Sulawesi Tengah setelah Hari Nusantara? Sail Tomini 2014 digadang-gadang bisa menjadi ajang selanjutnya yang dilakukan tahun depan di provinsi ini.
Sulawesi Tengah optimistis bakal menjadi tuan rumah Sail Tomini 2014 meski beberapa daerah juga sedang berjuang untuk menyelenggarakan Sail Indonesia di daerah masing-masing, seperti Kalimantan Timur, Papua dan Sumatera Utara.
"Sulawesi Tengah adalah daerah pertama yang meminta menjadi penyelenggara Sail Indonesia pada 2014 dengan nama Sail Tomini dan persiapannya sudah dilakukan sejak 2011," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tengah Hasanuddin Atjo beberapa waktu lalu.
Menanggapi penilaian beberapa pihak bahwa Sulawesi Tengah kalah bersaing dengan beberapa daerah lain yang juga ingin melaksanakan Sail Indonesia di daerahnya masing-masing pada 2014, Hasanuddin mengemukakan bahwa upaya Sulteng menyelenggarakan Sail Tomini 2014 sudah cukup maksimal.
"Bahkan saat ini kita sudah mempunyai Tim Percepatan Pelaksanaan Sail Tomini 2014 yang diketuai Wakil Gubernur H Soedarto," ujarnya.
Ia menjelaskan persiapan Sulawesi Tengah melaksanakan Sail Tomini 2014 diawali dengan lokakarya regional yang melibatkan tiga gubernur, yakni Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah serta belasan kabupaten-kota yang terletak di tepian Teluk Tomini pada 2011.
Setelah lokakarya tersebut, Gubernur Sulteng Longki Djanggola telah menyurati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyampaikan permintaan dan kesiapan daerahnya menggelar Sail Tomini pada 2014, dan surat itu telah ditanggapi oleh Menteri/ Sekretaris Negara Sudi Silalahi yang meminta Menko Kesra Agung Laksono mempersiapkan penyelenggaraannya.
Selain itu, kata Hasanuddin, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutarjo yang juga Ketua Harian Dewan Kelautan Indonesia ketika berkunjung ke Sulawesi Tengah pada November 2012 telah menyatakan bahwa Sail Toimini 2014 sudah 90 persen akan dilaksanakan di Sulawesi Tengah.
Mengenai persiapan fisik menggelar Sail Tomini, Hasanuddin mengemukakan bahwa Kabupaten Tojo Una-Una sedang menyelesaikan pembangunan bandar udara bernilai sekitar Rp150 miliar dan diharapkan sudah diresmikan pada 2014.
Sail Tomini 2014 akan memberikan efek berganda yang sangat besar bagi pembangunan Sulawesi Tengah karena selain menjadi ajang promosi daerah, juga akan menikmati cukup banyak dana pembangunan karena Sail Tomini ini melibatkan sekitar 18 kementerian, lembaga dan badan nasional yang tentu akan melaksanakan kegiatannya di daerah ini di bawah koordinasi Dewan Kelautan Indonesia yang Ketua Umum-nya adalah Presiden.
Masyarakat berharap Sail Tomini 2014 tidak lari ke tangan provinsi lain. Namun jika belajar dari pengalaman pelaksanaan Hari Nusantara 2013, Pemprov Sulawesi Tengah harus lebih gencar lagi melakukan promosi dan lobi-lobi agar Sail Tomini bisa diselenggarakan di daerah ini.
Promosi itu tidak hanya berupa baliho raksasa bergambar pejabat berkepentingan dengan senyum manisnya. Baliho hanya sekedar gambar, tidak bisa menjawab pertanyaan, keluhan serta keinginan masyarakat terhadap persiapan Sail Tomini 2014.***
sumber:antarasulteng.com
0 komentar:
Posting Komentar