>
Headlines News :
Home » , » Antisipasi Penyakit Anthrax, Sulteng Dapat Bantuan Vaksin

Antisipasi Penyakit Anthrax, Sulteng Dapat Bantuan Vaksin

Written By Unknown on Jumat, 10 Mei 2013 | 19.55.00


Jurnal Palu- Dinas Peternakan Sulawesi Tengah tetap mengantisipasi munculnya penyakit anthrax yang menyerang ternak besar, sekalipun hingga kini belum pernah lagi menyerang sapi, domba, kuda, babi, kambing dan kerbau di daerah setempat.

Dahulu sekitar 1950-an anthrax memang pernah menyerang ternak sapi di Sulteng, namun setelah 1960 sampai 2013 ini belum pernah ditemukan lagi penyakit itu, kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Kantor Dinas Peternakan Sulteng Greesje Kuhu di Palu, Jumat (10/5).

"Tapi bukan berarti Sulteng sudah bebas dari penyakit anthrax. Kami tetap perlu waspada karena Sulteng berbatasan langsung dengan Sulsel yang merupakan daerah rawan anthrax," katanya.

Sulsel merupakan daerah yang hingga kini rawan penyakit tersebut, jelasnya.

Karena berbatasan langsung dengan daerah itu, makanya Pemprov Sulteng tetap memberikan perhatian serius terhadap kemungkinan masuknya anthrax ke Sulteng.

Guna mengantisipasi agar penyakit yang menyerang ternak besar itu tidak sampai meluas ke wilayan Sulteng, jalur masuk lewat darat dan laut diperketat penjagaannya.

Semua pintu masuk di perbatasan Sulsel dengan Sulteng dan Sulteng dengan Sulbar diawasi ketat petugas. "Pengawasan tetap ditingkatkan," kata Greesje.

Ia mengatakan bahwa semua ternak yang berasal dari Sulsel maupun Sulbar untuk diperdagangkan ke Palu atau daerah lainnya di Sulteng harus dilengkapi dokumen resmi dari Dinas Kesehatan setempat.

"Jika tidak dilengkapi dokumen, petugas langsung menahan untuk mendapat pemeriksaan lebih lanjut," ujarnya.

Ciri-ciri penyakit anthrax (radang limpha) pada ternak sapi dan ternak besar lainnya adalah awalnya demam, gelisah, lemah, paha gemetar dan nafsu makan hilang.

Berikutnya, keluar darah pada dubur, mulut, hidung dan terjadi pembengkakan di daerah leher dan dada ternak.

Bantuan Vaksin
Untuk mengantisipasi serangan peyakit anthrax pada ternak sapi, kerbau, domba, kambing dan babi,Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir ini mendapat bantuan vaksin septivet (SE) sebanyak 500 botol.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Peternakan Sulteng Greesje Kuhu mengemukakan, penyakit anthrax sudah puluhan tahun tidak pernah ditemukan lagi di Sulteng setelah pernah menyerang ternak sapi di pada dekade 1950-an.

"Sejak tahun itu hingga sekarang ini tidak pernah lagi mucul penyakit anthrax menyerang ternak sapi di daerah ini," jelasnya.

Itu sebabnya, kata Greessje, Dinas Peternakan Sulteng agak terkejut saat menerima bantuan vaksin anthrax dari pemerintah pusat itu.

"Justru yang sangat dibutuhkan saat ini adalah vaksin rabies untuk anjing, kera dan kucing serta flu burung (ayam, itik dan burung), karena vaksin rabies itu yang sangat kami butuhkan, bukan vaksin anthrax," kata Greesje.

Ia mengaku khusus vaksin rabies, Sulteng telah lama kehabisan stok. "Stok vaksin rabies sudah lama habis dan hingga kini belum juga ada pasokan dari pemerintah pusat," katanya.

Mengingat kasus rabies di Sulteng cukup tinggi, Greesje berharap dalam waktu dekat pemerintah pusat segera mengirimkan vaksin dimaksud.

Data Dinas Peternakan Sulteng menyebutkan jumlah populasi ternak sapi saat ini mencapai 249.809 ekor dan kerbau sebanyak 3.412 ekor.

Ternak sapi tersebar di 10 kabupaten dan Kota Palu. Sementara ternak kerbau hanya tersebar di sejumlah kabupaten antara lain Poso, Sigi, Donggala, Tolitoli, dan Tojo Una-Una.***

sumber:antarasulteng.com
Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger