Palu, Jurnalsulteng.com- Niat serta komitmen Pemerintah Daerah untuk menata Kota Palu sebagai ikon provinsi Sulteng perlu mendapat apresiasi. Berbagai fasilitas umum terus dibenahi tidak terkecuali membangun ruang terbuka hijau (RTH) yang muaranya untuk kepentingan masyarakat. Namun sayang, program serta keinginan ini, tidak dibarengi dengan harapan masyarakat secara umum.
Salah satunya yakni kawasan RTH di lokasi Anjungan Nusantara Kelurahan Besusu Barat. Kawasan ini setiap hari dipadati warga, yang ingin menghilangkan kepenatan atau sekadar refresing bersama keluarga. Namun sayangnya justru ditengah kawasan itu dibangun lapangan Gateball, yang hanya bisa dilakukan segelintir orang-orang tertentu, karena termasuk salah satu olahraga yang terbilang elit.
Menurut Akbar salah seorang warga Besusu dengan dibangunnya fasilitas Gate Ball sama hal " merampas" hak publik. Pasalnya, olahraga Gateball dikalangan masyarakat belum begitu dikenal dan memasyarakat.
"Jika yang dibangun lapangan futsal atau basket mungkin masih bisa diterima, karena ini olahraga rakyat, tetapi kalau Gateball, ini hanya milik segelintir orang," kata Akbar.
Sebagai warga ia berharap hal ini mendapat respon dari pemerintah utamanya SKPD yang membidangi pembangunan kawasan pantai Talise, agar tidak menimbulkan kecemburuan serta konflik interes dikalangan masyarakat.
"Ini kan kawasan publik jadi harusnya yang dibangun betul-betul sarana untuk kepentingan seluruh warga," tandasnya.
(Baca Juga: Kadis PU Hanya Urus Gateball)
Hal senada juga diungkapkan Sumitro yang sering mengajak keluarganya untuk menikmati indahnya Anjungan Nusantara. Menurutnya, sangat tidak tepat membangun sarana orahraga di kawasan RTH yang hanya bisa manfaatkan orang-orang tertentu.
"Karena tidak semua orang bisa memiliki perlengkapannya. Beda dengan olahraga masyarakat bawah misalnya futsal atau basket, cukup bawa bola bisa main bersama," ujarnya yang ditemui di Anjungan Nusantara, Rabu (16/3/2016) sore.
Ia juga sangat menyanyangkan jika di kawasan RTH tapi dibangun fasilitas yang hanya bisa digunakan orang-orang tertentu.
"Setahu saya, sudah banyak lapangan Gateball yang dimiliki kantor-kantor dinas. Apakah masih kurang tempat buat olahraga elit ini," ujarnya penuh tanya.
Akibatnya katanya lagi, lapangan mewah dengan rumput sintetis tersebut hanya lebih banyak dipaki bermain anak-anak serta dimanfaatkan untuk foto-foto silfie.
"Lihat saja sendiri, lebih banyak anak-anak yang berguling-gulinan serta orang foto silfie di situ. Akhirnya mayoritas warga tidak mendapat azas manfaat yang jelas," ujarnya.
Namun ia enggan berspekulasi terkait pembangunan lapangan Gate Ball tersebut. Apakah memang kepentingan atlet atau kepentingan elit.(***)
Penulis; Agus M
Editor; Sutrisno
0 komentar:
Posting Komentar