Kandidat Gubernur Sulteng nomor urut 2, Longki Djanggola selalu mengigatkan pada pendukungnya untuk berpolitik secara santun. [Foto; Oetar untuk JurnalSulteng] |
Di hadapan seribuan massa yang menghadiri kampanye dialogis di Desa Watatu, Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala, Jumat (30/10/2015), Longki Djanggola menyampaikan bahwa selama masa kampanye Pilkada Sulteng berlangsung, tak henti-henti fitnah dan pembusukan ditujukan kepada pasangan Longki-Sudarto. Mulai dari tuduhan penipuan yang tak beralasan, pernyataan bahwa Longki-Sudarto tak berbuat apapun selama memimpin Sulteng, hingga upaya pembusukan dengan menyatakan "haram" jika memilih Longki-Sudarto dalam Pilkada.
"Bahkan dalam acara kampanye yang kandidat gubernur lain, mereka menggunakan tokoh agama berkampanye untuk mempengaruhi masyarakat dengan pernyataan bahwa haram hukumnya jika memilih pemimpin selain calon mereka. Luar biasa kalau sudah seperti ini. Tapi biarkan saja toh juga Allah SWT maha tahu, hanya Allah SWT yang maha kuasa yang bisa menangkat dan menjatuhkan derajat seseorang," ujar Longki di hadapan massa pendukungnya.
Sebelumnya, Kamis (29/10/2015) saat kampanye di dataran Palolo, Longki Djanggola juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terpancing dengan isu-isu yang menyesatkan dan mengadu domba. Longki menegaskan, Pilkada adalah proses politik yang harus dijalankan dengan cara-cara santun dan beretika, agar rangkaian proses demokrasi tersebut bisa menghasilkan pemimpin yang berkualitas dan terbaik.
"Bahkan dalam acara kampanye kandidat sebelah, mereka terang-terangan menyebar kebohongan bahwa Ketua Umum DPP Partai Gerindra, bapak Prabowo Subianto tidak mendukung saya dan mengutus orang untuk mengkampanye dan memenangkan kandidat lain. Ini benar-benar kebohongan yang tidak masul akal," kata Longki.
Bukan itu saja, upaya pembusukan juga dilakukan terhadap Longki-Sudarto dengan tuduhan bahwa kandidat petahana ini mengintimidasi para Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk memilih dan memenangkan Longki-Sudarto. Terkait hal ini Longki menegaskan bahwa selama ini justru pihaknya selalu menegaskan kepala para PNS agar menjaga netralitasnya dalam Pilkada.
"Pembusukan dan fitnah-fitnah seperti itu tentu saja menggambarkan keresahan dan ketakutan mereka. Masyarakat tentu bisa memilah mana informasi yang benar dan mana yang tidak. Biarkan masyarakat yang menilai," ungkap Longki.
Mantan Bupati Parigi Moutong ini juga menegaskan, sebagai pemimpin yang dijadikan panutan oleh masyarakat, seharusnya bisa memberi pendidikan politik yang santun, beretika dam bermartabat. "Karena masyarakat tidak buta, masyarakat kita sangat paham dan cerdas dalam menentukan pilihannya. Jangan karena hasrat politik kita jadi mengabaikan etika," ujar Longki mengingatkan.
Sementara itu, dalam rangkaian kampanye dialogis pasangan nomor urut 2, Longki-Sudarto di seluruh wilayah Sulteng, Longki Djanggola maupun Sudarto tak henti-hentinya mengingatkan dan mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban agar seluruh rangkaian pelaksanaan Pilkada Sulteng berjalan baik dan lancar.
Untuk itu, Longki Djanggola mengimbau kepada seluruh masyarakat Sulteng, terutama para pendukung dan simpatisan Longki-Sudarto untuk tetap bersikap santun dan beretika dalam menyikapi kondisi politik saat ini.
"Biarkan mereka mencaci, memfitnah atau melakukan pembusukan dengan berbagai cara. Kita jangan terpancing untuk bersikap seperti itu. Toh masyarakat bisa menilai mana yang baik dan mana yang tidak baik. Bila perlu bilang ke mereka urus saja kandidat mu tidak usah urus kandidat kami," kata Longki disambut riuh tepuk tangan massa yang hadir di lokasi kampanye.[***]
Penulis; Moechtar Mahyudin
Editor; Sutrisno
0 komentar:
Posting Komentar