Ilustrasi |
Menurut Nina, orang-orang yang menjalin hubungan jarak jauh memiliki usaha yang keras agar terus bisa berkomunikasi dengan orang-orang terdekatnya itu. "Mereka akan usaha komunikasi dengan Skype, atau video call, atau media sosial lainya," katanya. Hal itu pun dibenarkan oleh Brand Manager Sariwangi, Mario Abdisa.
Kebalikannya, saat keadaan fisik mereka berdekatan, justru mereka tidak saling berkomunikasi. "Mereka tinggal satu rumah, tapi mereka malah sibuk dengan kegiatannya masing-masing," kata Mario.
Menurut Nina, jauhnya hubungan di antara keluarga itu akibat komunikasi antara mereka yang kurang. "Hambatannya ya karena mereka kurang komunikasi," katanya. Kedekatan fisik mereka dianggapnya sudah dekat sehingga hubungan antara keluarga itu merasa tidak perlu lagi saling berbicara.
Padahal kedekatan jarak fisik mereka yang dekat seharusnya bisa menjadi salah satu upaya orang untuk mendekatkan sesamanya. "Kedekatan fisiknya itu sudah bagus, tapi harus ditambah obrolan mendalam satu-sama lain," katanya.
Ia mengatakan, komunikasi adalah salah satu kunci sukses keharmonisan suatu hubungan. Dalam keluarga, ia mencontohkan, komunikasi bisa memberikan efek luar biasa pada anak. "Apabila dalam suatu rumah tangga orangnya lebih sering melakukan kegiatannya sendiri-sendiri, maka nanti anaknya bisa ajadi individualis," katanya mencontohkan.
Selain menjadi orang yang suka menyendiri, si anak dalam keluarga yang kurang berkomunikasi dengan pada bisa menumbuhkan sifat ketidak pedulian, apalagi kebandelan pada anggota keluarag mereka, terutama anak. "Anak itu biasnaya jadi korban, kalau komunikasi keluarga kurang," katanya. Nina pun sangat menyarankan agar para keluarga lebih banyak menghabiskan waktu untuk melakukan obrolan berkualitas.
sumber:tempo.co
0 komentar:
Posting Komentar