Ilustrasi |
Jakarta, Jurnalsulteng.com - Banyaknya sentimen positif dari dalam dan luar negeri mendongkrak nilai tukar rupiah terhadap dollar. Ekonom Bank Danamon, Dian Ayu Yustina, mengatakan penguatan rupiah terjadi setelah pasar meyakini gejolak ekonomi di dalam negeri terkelola dengan baik. "Surplus neraca perdagangan menunjukkan kinerja ekonomi Indonesia terus membaik,” kata dia seperti dilansir Tempo.co Jumat (11/10/2013)
Dalam perdagangan di pasar uang, Kamis 10 Oktober 2013, rupiah menguat 43 poin (0,37 persen) ke level 11.489 per dolar Amerika Serikat. Dian mengatakan investor yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berlanjut.
Langkah Bank Indonesia yang meluncurkan kebijakan transaksi lindung nilai (hedging) kepada bank dipercaya akan mengurangi ketergantungan pelaku pasar valuta asing terhadap transaksi on the spot. “Kebijakan tersebut pada akhirnya juga ditujukan untuk mendukung terciptanya kondisi pasar valuta asing yang lebih likuid dan efisien,” ujar Dian.
Penguatan rupiah juga ditopang oleh peluang penyelesaian anggaran pemerintah Amerika. Pertemuan antara Presiden Obama dengan politikus Gedung Putih, Rabu kemarin, memberikan kemungkinan kenaikan plafon utang pemerintah federal untuk sementara waktu. Dampak positifnya, shutdown mungkin bisa dihentikan dan ancaman gagal bayar pun dapat dicegah. “Setiap perkembangan positif atas krisis anggaran Amerika berdampak positif pada mata uang emerging market,” kata Dian.
Meski demikian, akibat masih tingginya permintaan akan dolar, tekanan terhadap rupiah pun belum mereda. Tekanan tersebut akan berlanjut apabila pemerintah Amerika dan Kongres gagal menemukan penyelesaian pada 17 Oktober mendatang. Hari ini, Jumat 11 Oktpber 2013, rupiah diperkirakan bergerak pada kisaran 11.475-11.550 per dolar Amerika.***
0 komentar:
Posting Komentar