(Ilustrasi) |
Palu, Jurnalsulteng.com- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buol, Sulawesi Tengah, akan mengalokasikan dana APBD 2014 sebesar Rp2 miliar untuk membiayai pengembangan tambak udang vanamei dengan teknologi budidaya supra intensif.
"Kita alokasikan dana Rp2 miliar untuk membangun tambak termasuk dana operasional yang akan dikerjakan perusahaan daerah Buol," kata Bupati Buol dr. Amiruddin Rauf saat dihubungi usai menghadiri peluncuran teknologi budidaya udang vabamei supara intensif Indonesia di Kabupaten Barru, Sulsel, Sabtu (19/10/2013).
Amiruddin mengaku tertarik mereplikasi teknologi budidaya supra intensif yang diterapkan di lokasi pertambakan udang CV. Dewi Windu milik Dr Ir H Hasanuddin Atjo, MP tersebut karena sudah teruji efektivitasnya dalam meningkatkan produksi udang dengan cara-cara yang amat produktif dan ramah lingkungan.
Menurut dia, pengembangan tambak udang vanamei dengan sistem budidaya supra intensif ini harus dipicu lebih dahulu oleh pemerintah daerah agar menjadi contoh bagi para pengusaha lokal yang diharapkan bisa mengembangkannya secara komersial dengan dukungan permodalan dari perbankan.
Dengan dana Rp2 miliar tersebut, kata Amiruddin, Pemkab Buol bisa membangun dua tambak permanen (berkonstruksi beton) dengan luas masing-masing 1.000 meter persegi.
Sesuai pengalaman Hasanuddin Atjo, pemilik CV. Dewi Windu yang menguji coba teknologi supra intensif ini sejak 2011, setiap tambak seluas 1000 m2 bisa memproduksi 15,3 ton udang vanamei. Dengan harga udang rata-rata Rp80 ribu/kg dewasa ini, keuntungan yang diperoleh bisa mencapai Rp380 juta persiklus panen/tambak 1000 m2.
Setiap tambak akan mengalami paling sedikit dua kali siklus panen dalam setahun. Bila dua tambak dioperasikan dengan maksimal, berarti akan terjadi empat kali siklus panen dalam setahun.
"Kalau setiap kali siklus panen bisa diraih keuntungan Rp350 juta saja, maka dengan dua tambak tersebut, Perusda Buol bisa mengantongi keuntungan Rp1,4 miliar pertahun. Ini tentu hasil yang sangat menarik dan menguntungkan daerah," ujar Dokter Rudi, panggilan akrab Amiruddin Rauf.
Rudy juga mengemukakan bahwa selain menyiapkan anggaran, pihaknya juga akan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengelola tambak tersebut.
Karena itu, ujar mantan Direktur RSUD "Undata" milik Pemprov Sulteng itu, sebelum teknologi budidaya ini direplikasi di Buol, pihaknya akan menggelar seminar yang akan menghadirkan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng DR Hasanuddin Atjo sebagai pembicara utama karena dialah yang menemukan dan mengujicoba teknologi ini sejak 2011 di areal tambaknya di Kabupaten Barru.
Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Sulteng Zainal Daud mendesak Gubernur Sulteng untuk menganggarkan APBD yang lebih signifikan untuk mereplikasi teknologi budidaya udang vanamei supra intensif ini di Sulawesi Tengah.
"Kami akan sangat mendukung program ini kalau pemerintah daerah serius mengembangkannya, karena sudah terbukti efektivitasnya dalam meningkatkan produksi udang," ujarnya.
Sementara Wagub Sulteng H. Soedarto yang menghadiri peluncuran teknologi ini di Kabupaten Barru, Sulsel, Sabtu, mengaku telah memerintahkan Kadis KP Sulteng Hasanuddin Atjo agar segera mereplikasi teknologi ini di Sulawesi Tengah.
"Saya berharap, dengan replikasi teknologi ini, Sulteng akan menjadi salah satu provinsi penghasil udang penting di Indonesia setelah Lampung, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan," ujarnya.
Hasanuddin Atjo menjelaskan, biaya produksi dalam penerapan teknologi budidaya supra intensif ini mencapai Rp20.700/kg udang yang dipanen sementara keuntungan bisa mencapai Rp380 juta/siuklus panen/tambak berukuran 1000 m2.
Teknologi ini adalah penerapan secara sangat intensif lima subsistem budidaya yakni penggunaan benih bermutu, pengendalian kesehatan dan lingkungan, standarisasi sarana dan prasarana yang digunakan, penggunaan teknologi serta manajemen usaha.
Dinas KP Sulteng sendiri telah menguji coba replikasi teknologi ini di Desa Kampal, Kabupaten Parigi Moutong dan hasilnya cukup menggembirakan dan sedang dibangun sebuh tambak reklikasi lagi di Kelurahan Mamboro, Kota Palu yang akan dipanen bertepatan dengan Hari Nusantara 14 Desember 2013 yang akan dihadiri Presiden Susilo Bambahn Yudhoyono. ***
sumber:antarasulteng.com
0 komentar:
Posting Komentar