Palu, Jurnalsulteng.com-Pembangunan Palu Grand Mall (PGM) yang saat ini tengah berlangsung terancam tidak dapat dilanjutkan. Salah satu penyebab bakal mandegnya pembangunan mall terbesar di Kota Palu tersebut, karena ditolaknya pengajuan kredit pembiayaan pembangunan oleh salah satu bank BUMN di Kota Palu.
Informasi yang diperoleh jurnalsulteng.com menyebutkan, pihak managemen PGM mengajukan kredit senilai Rp75 Miliar ke salah satu bank BUMN. Namun pengajuan kredit tambahan tersebut konon kabarnya ditolak. “Pengajuan kredit tambahan untuk melanjutkan pembangunan ditolak. Makanya, pembangunan PGM bisa-bisa sulit untuk dilanjutkan,” terang salah seorang sumber yang enggan disebutkan namanya.
Masih menurut sumber, sangat disayangkan jika pembangunan PGMN benar-benar terhenti karena kurangnya biaya pembangunan. Apalagi salah satu investor sudah melakukan soft opening beberapa waktu lalu. “Kasihan sekali investor yang sudah terlanjur teken kontrak dengan pihak PGM. Bisa-bisa mereka hengkang kalau kelanjutan pembangunan PGM masih harus menunggu lama lagi,” ujarnya ikut prihatin.
Salah satu tanda-tanda bakal mandegnya pembangunan mall yang menelan biaya sekira Rp150 miliar tersebut, yakni sempat beberapa kali tertunda soft openingnya. Seperti rencana awal, harusnya bualn Juni lalu sudah soft opening. Kemudian bergeser lagi pada bulan Agustus tepatnya saat bulan Ramadhan lalu. “Namun kenyataanya, bulan September baru bisa soft opening,” imbuh sumber.
Seperti diberitakan sebelumnya, PGM telah melakukan soft opening, sekaligus mulai dibukanya Hypermart yang merupakan gerai ke-89. Hypermart sendiri adalah salah satu jaringan swalayan terbesar di Indonesia.
Sementara itu, Direktur Utama PGM Karman Karim,SH yang dikonfirmasi membatah isu tersebut. Menurutnya, itu hanya spekulasi orang-orang yang tidak mengerti lebih jauh tentang target PGM. “Itu hanya kabar burung atau spekulasi orang saja. Yang pasti, saya jamin Insya Allah pembangunan PGM akan selesai lebih cepat dari yang ditargetkan,” terang Karman di CafĂ© Toragila pekan lalu.
Karman mengatakan, kalau memang benar ada penolakan dari salah satu bank, pasti managemen menyiapkan alternative lain untuk pembiayaannya. “Kalau memang ditolak oleh salah satu bank, pasti kami akan mencari bank lain yang siap mengucurkan kredit kepada kami untuk melanjutkan pembangunannya. Itulah bisnis, jika salah satu alternative tidak bisa maka kita harus mencari alternative lain. Dan kami sudah menyiapkan semua kemungkinan itu,” demikian kata Karman. (trs)
0 komentar:
Posting Komentar