>
Headlines News :
Home » , » Ini 'Rahasia Kotor' 9/11 yang Harus Dibayar dengan Nyawa?

Ini 'Rahasia Kotor' 9/11 yang Harus Dibayar dengan Nyawa?

Written By Unknown on Jumat, 01 Juli 2016 | 14.38.00

Ledakan WTC di Amerika Serikat pada Selasa, 11 September 2001. Dikenal juga sebagai tragedi 9/11. (Reuters)

New York, Jurnalsulteng.com - Berjam-jam setelah pesawat menabrakkan badannya ke Gedung Kembar World Trade Center pada 11 September 2001 atau 9/11, Kurt Sonnenfeld diberikan akses bebas masuk ke mana pun di ground zero atau lokasi kejadian.

Sonnenfeld saat itu bekerja untuk Federal Emergency Management Agency (FEMA), sebuah organisasi yang terikat dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan respons perdana tiap bencana.

Dengan membawa kamera lengkap, pria yang saat itu berusia 39 tahun, diminta membuat film tentang seluruh yang ia lihat. Bukti dokumentasi yang dia rekam semestinya bagian dari laporan apa yang telah terjadi di gedung WTC itu. Namun, ia tak pernah memberikan rekaman itu.

Setelah merekam tragedi 9/11  itu, kehidupan Sonnenfeld mulai berubah secara drastis selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun kemudian. Puncaknya saat kematian sang istri.

Belahan jiwanya ditemukan tewas di sofa di rumah mereka di Denver. Sebuah peluru bersarang di kepala belakangnya.

Lima belas tahun kemudian, Sonnenfeld yang kini berusia 54 tahun kabur ke Argentina. Pemerintah AS memintanya kembali ke negerinya. Secara resmi, mereka menuduh ia bertanggung jawab atas kematian istrinya. Namun, ia percaya ada agenda lain di balik pemanggilannya itu. Demikian seperti Liputan6.com lansir dari News.com.au, Jumat (1/7/2016).

Sonnenfeld mengatakan, pemerintah AS ingin 'membungkamnya' setelah melihat apa yang terjadi di bawah gedung World Trade Center 6. Bukti yang ia percaya mampu mencoreng nama baik pemerintahan George W Bush sebagai pemain besar di serangan paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat.
Foto tragedi runtuhnya Gedung WTC 11 September 2001 ini diambil oleh Greg Semendinger anggota kepolisian dari Departemen Kepolisian New York dari helikopter. (bbc.co.uk/indonesia)


'Aku Tak Percaya Dia Bunuh Diri'
Saat polisi tengah mendekati beranda rumah Sonnenfeld, mereka mendengarnya bergumam, 'Aku tak percaya ia menembak dirinya'.

Saat polisi akhirnya bisa masuk ke rumah pasangan itu pada 2002, jelas kalau Sonnenfeld habis minum.

Menurut polisi, tangannya ada darah dan nafasnya bau alkohol. Di atas mereka menemukan Nancy, tak sadarkan diri.

Mereka segera membawanya ke rumah sakit dengan peluru masih bersarang di kepalanya. Nancy meninggal pada usia 36 tahun keesokan paginya.

Sebuah catatan bunuh diri ditemukan di kamar pasangan itu. Tulisan tangan itu berupa, "Jelas akhirnya semua indah kecuali kematian dan cinta. Kurt, tolong, cari bantuan." Kata 'cinta' sendiri telah dicoret.

Sidik jari Nancy ada di senjata itu, namun Sonnenfeld tetap ditahan untuk ditanya lebih lanjut. Ia lantas didakwa dengan pembunuhan dan seharusnya muncul di sidang pada Juni 2001. Namun, entah kenapa, dakwaan itu dibatalkan.

Insting Sonnenfeld bekerja, karena bakal tidak sekali dua kali ia akan dipanggil polisi. Ia pun segera kabur ke Argentina.

Pada 2003, terbukti benar, hakim kembali memberikan surat perintah penangkapan dan saat polisi ke rumahnya, ia sudah pergi.

Pemerintah AS mencoba mantan pekerja FEMA itu, namun tak berhasil. Alasannya, Argentina menolak hukuman mati. Sonnenfeld terancam eksekusi itu di negara bagian Colorado jika terbukti melakukan pembunuhan terhadap Nancy.
Kurt Sonnenfeld, kanan membawa kamera di ground zero (AFP)

Apa yang Sebenarnya Sonnenfeld Lihat?
Sonnenfeld merekam dampak 9/11 selama berjam-jam namun tak pernah ia memberikan rekaman itu.

Salah satu yang membuat Sonnenfeld mengurungkan mengirim bukti itu adalah reruntuhan di bawah menara WTC 6. Ia menemukan gudang yang jelas sudah 'dibersihkan' sebelum serangan itu.

Dalam dokumenter yang direkam di Argentina, Sonnenfeld yakin penemuan itu adalah bukti bahwa pemerintah AS tahu akan adanya serangan tersebut.

"Saya sangat yakin kalau agen mata-mata AS tahu akan adanya serangan itu, dan membiarkan itu terjadi," kata Sonnenfeld.

"Tak hanya tahu kalau itu akan segera terjadi, tapi nyatanya mereka berkolaborasi."

Teori itu lantas populer di kalangan para pencari kebenaran, sekaligus penggemar teori konspirasi. Apalagi ada pertemuan serupa di lantai basement WTC 4.

Menurut artikel New York Times, pintu bunker itu masih utuh, tapi tampak seolah-olah seseorang telah mencoba masuk. Di balik pintu lemari besi ada hampir seribu ton perak dan emas.

Sonnenfeld juga bingung bagaimana gedung 7 yang tak tertabrak pesawat bisa hancur lebur.

"Gedung 7 tak tertabrak pesawat, namun itu gedung yang paling hancur rata."

Sonnenfeld berharap, AS segera mengungkap apa yang terjadi di balik hancurnya menara kembar WTC itu. Bukan semata mencarinya dan mencoba 'membungkamnya'.

Ia sendiri tak yakin kalau Nancy bunuh diri. Pria itu mengaku, tangannya yang kala berlumuran darah karena dia mendapati Nancy yang tengah sekarat dan mencoba memeluknya.

"Aku ingin kekerasan yang terjadi denganku dihentikan. Aku ingin pemerintah AS berlaku jujur tentang 9/11 sesungguhnya..."(***)

Source; Liputan6.com
Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger