>
Headlines News :
Home » , , » Kisah Sukses Pemberantasan Buta Aksara di Donggala

Kisah Sukses Pemberantasan Buta Aksara di Donggala

Written By Unknown on Senin, 13 Juni 2016 | 00.23.00

Peserta penuntasaan buta aksara tengah belajar bersama. (Ist) 


Jurnalsulteng.com - Program percepatan penuntasan buta aksara di Kabupaten Donggala terus digalakkan. Untuk memwujudkan hal itu, Dinas Pendidikan Kabupaten Donggala melibatkan  Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang merupakan representasi perwakilan masyarakat.

Memang diakui  program ini masih  bersifat konvensional atau berjalan apa adanya, tidak heran jika capaian kinerja penuntasan buta aksara setiap tahun sangat kecil berkisar (0,5 % - 1,00 %), tidak heran  jika Kabupaten Donggala merupakan kabupaten yang memiliki masyarakat buta aksara terbesar di  Sulteng atau  memiliki angka melek huruf (AMH) terkecil dari 13 kabupaten/kota di Sulteng.

Makanya untuk mempercepat penuntasan buta aksara atau menaikkan AMH yang cukup signifikan tersebut,  Dinas Pendidikan Kabupaten Donggala mencanangkan program  gerakan pemberantasan buta aksara (GERTAKSARA).

GERTAKSARA merupakan gerakan yang bersifat tersetruktur, sistematis dan masif  (TSM). Terstruktur karena dirancang dengan indikator capaian kinerja yang terukur, agenda kerja yang jelas, pelaksanaan (action) yang efektif dan efisien, pembiayaan tepat guna. Sistematis karena melibatkan semua pejabat daerah tingkat kabupaten baik yang di eksekutif maupun legeslatif, melibatkan pejabat di tingkat kecamatan maupun pejabat di tingkat desa.
(Baca Juga: Donggala Kanamavali, Mencerdaskan Desa untuk Indonesia )

Masif karena bersifat menyeluruh dan berjalan dalam waktu yang bersamaan. Setelah program GERTAKSARA berjalan selama 1 (satu) tahun, kabupaten Donggala telah mendeklarasikan diri sebagai kabupaten yang BEBAS BUTA AKSARA tahun 2015.

Menurut Kadis Pendidikan Kabupaten Donggala kinerja pemerintahan daerah ditentukan oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan indeks komposit  yang dihitung sebagai rata-rata sederhana dari indeks harapan hidup, indeks pendidikan  yang terdiri dari angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, dan indeks standar hidup layak.

Dalam konteks pencapaian IPM kata Rustam, Dinas Pendidikan bertanggung jawab menaikkan angka melek huruf (AMH) dan angka rata-rata lama sekolah. “AMH Kabupaten Donggala tahun 2014 sebesar 94,75 % atau masih ada 5,25 % masyarakat mengalami buta aksara,” katanya.
Apalagi berdasarkan  data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulteng tahun 2014, AMH kabupaten Donggala 94,75 % menempati urutan ke-13 dari 13 kabupaten/kota.  Program penuntasan buta aksara yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Donggala selama ini tidak signifikan untuk menaikkan AMH, padahal tidak sedikit anggaran yang digunakan. Sebagai ilustrasi, AMH kabupaten Donggala tahun 2012 sebesar 94,71 % dan pada tahun 2014 sebesar 94,75 %  atau naik sebesar 0,04 %. Angka 0,04 % sangatlah kecil sehingga dapat dikatakan tidak mengalami kenaikan atau bersifat tetap (Stagnan).

Gerakan Penuntasan Buta Aksara merupakan program yang bertujuan untuk mempercepat penuntasan buta aksara atau menaikkan AMH pada taraf yang signifikan. Diharapkan, dengan adanya GERTAKSARA masyarakat kabupaten Donggala bebas buta aksara atau dengan kata lain AMH Kabupaten Donggala sebesar 100,00 %.

Program GERTAKSARA bertujuan untuk percepatan penuntasan buta aksara atau menaikkan AMH dari 94,75 % menjadi 97,31%, dengan sasaran masyarakat umur 15 – 59 tahun (kriteria UNDP) yang mengalami buta aksara sebanyak 6.734 orang.
Usia tak membatasi mereka untuk belajar. (Ist)

Program GERTAKSARA merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari program penuntasan buta aksara yang dilakukan dinas pendidikan kabupaten Donggala yang dianggap kurang efektif dan efisien dalam penuntasan buta aksara.

Karena sara baru dalam program GERTAKSARA adalah melibatkan pejabat tingkat kabupaten baik pejabat eksekutif maupun legeslatif yang terlibat langsung (ikut mengajar) dalam penuntasan buta aksara. Keterlibatan pejabat tingkat kabupaten membangkitkan motivasi pejabat di tingkat kecamatan dan desa untuk terlibat secara aktif dalam penuntasan buta aksara. Keterlibatan pejabat tingkat kabupaten juga memberikan motivasi kepada kelompok sasaran (masyarakat yang buta aksara) untuk belajar.

GERTAKSARA dapat menaikkan AMH secara signifikan sefektif dan efisien  karena melibatkan semua pemangku kepentingan (stake holder). Kemudian memiliki  landasan yurides formal berupa keputusan Bupati Donggala Nomor Nomor: 188.45/0127/DISDIK/2015 tentang Penuntasan Buta Aksara. Lalu dibentuk tim percepatan penuntasan buta aksara yang diketuai oleh Kepala Dinas pendidikan Donggala dengan anggota  pejabat struktural  tingkat kabupaten, kecamatan dan desa.Adanya keterlibatan langsung pejabat tingkat kabupaten yaitu mengajar warga belajar, melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala pelaksanaan penuntasan buta aksara. Masing-masing camat bertanggung jawab terhadap pelaksanaan GERTAKSARA di wilayahnya, sehingga program percepatan penuntasan buta aksara bukan saja tanggung jawab dinas pendidikan, melainkan semua unsur pemerintahan. Dilakukan uji kompetensi terhadap peserta yang dilakukan oleh Bupati, Ketua DPRD kabupaten Donggala, Dinas pendidikan provinsi Sulawesi Tengah dan Kementerian Pendidikan Nasional Direktur PAUD dan PNF serta menggunakan pola guru bina SAGULIO (satu guru lima orang).

Personil yang terlibat langsung dalam program inovasi percepatan penuntasan buta aksara GERTAKSARA adalah Bupati Donggala selaku ketua tim pengarah dan motivator,  Kepala Kejaksaan Negeri kabupaten Donggala selaku anggota tim pengarah dan motivator,  Kepala Pengadilan Negeri kabupaten Donggala selaku anggota , Kapolres selaku anggota, Komandan Kodim selaku anggota, serta Sekretaris Daerah kabupaten Donggala selaku Ketua Tim Pembina dan motivator. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Donggala sebagai penanggung jawab.

Sumber daya yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan program percepatan penuntasan buta aksara GERTAKSARA meliputi Sumber Daya Manusia (SDM)  pejabat struktural dari tingkat kabupaten sampai tingkat desa, kepala sekolah, guru, dan pengelola PKBM yang memiliki kesamaan pandangan dan motivasi tinggi.

Kemudian gedung sekolah (ruang kelas) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan kelengkapannya (moblier) sebagai tempat pelaksanaan pembelajaran. Program   GERTAKSARA   dibiayai   melalui   Anggaran Pendapatan dan Belanja   Daerah  (APBD) kabupaten Donggala tahun anggaran 2015 sebesar Rp800.000.000.
Hasil yang telah dicapai dari program GERTAKSARA, dalam jangka waktu 1 (satu) tahun jumlah masyarakat yang mengalami buta aksara turun sebanyak 2007 orang atau dengan kata lain AMH kabupaten Donggala naik 3,25 % (dari 94,75 % menjadi 98,00 %).

“Tidak heran jika Pemerintah kabupaten Donggala menerima Anugerah Keaksaraan Pratama tingkat Nasional tahun 2015 pada Hari Aksara Internasional (HAI) yang dilaksanakan di Karawang Jawa Barat, dan anugerah tersebut diterima langsung oleh Bupati Donggala,” tandas Rustam.
Kegiatan belajar bersama untuk pemberantasan buta aksara. (Ist)

Untuk memantau kemajuan  Dinas Pendidikan Kabupaten Donggala selaku instansi teknis melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala, dan hasil moneva dilaporkan ke Bupati. Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui tingkat capaian kinerja, kendala yang timbul, dan solusi yang diperlukan. Camat diminta membuat laporan tertulis tentang pelaksanaan program GERTAKSARA dan melaporkannya kepada Bupati melalui Dinas Pendidikan.

Menurutnya saat ini sebanyak 2007 orang yang tersebar di tujuh kecamatan,  yang buta aksara telah dapat membaca, menulis serta  berhitung atau telah melek huruf. Kemudian meningkatnya motivasi membaca di masyarakat. Naiknya posisi kabupaten Donggala dalam pencapaian AMH dari urutan ke – 13 menjadi urutan ke-2 kabupaten/Kota di provinsi Sulawesi Tengah serta meningkatnya kebanggaan masyarakat Donggala terhadap daerahnya karena telah memperoleh anugerah keaksaraan pratama tingkat nasional.

“Meski demikian inovasi sangat tepat diaplikasikan tidak hanya di Donggala tetapi di seluruh kabupaten/kota,  agar AMH Sulteng dapat meningkat secara signifikan,” pungkasnya. (Advertorial)


Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger