>
Headlines News :
Home » , » China Curi Ribuan Organ Tubuh Terpidana Mati

China Curi Ribuan Organ Tubuh Terpidana Mati

Written By Unknown on Kamis, 23 Juni 2016 | 18.30.00

Ilustrasi

Jurnalsulteng.com - China dilaporkan masih melakukan praktik lama yang mereka klaim telah dihentikan, yaitu mencuri organ tubuh para terpidana mati. Laporan terbaru menunjukkan, ada ribuan terpidana mati yang diambil organ tubuhnya di China.

Menurut laporan yang dibuat oleh mantan anggota parlemen Kanada David Kilgour, pengacara HAM David Matas dan Jurnalis Ethan Gutmann, dikutip CNN, Kamis (23/6/2016), China masih melakukan pengumpulan organ tubuh tahanan secara sistematis dan masif. Laporan ini dibuat berdasarkan pengumpulan data dari berbagai rumah sakit di China.

Menurut Partai Komunis China, setiap tahunnya ada sekitar 10 ribu pencangkokan organ tubuh di negara itu. Namun berdasarkan survei ke berbagai rumah sakit yang menangani transplantasi organ, jumlah pencangkokan jauh lebih besar.

Laporan memperkirakan ada sekitar 60 ribu hingga 100 ribu organ yang dicangkok di rumah sakit China. Organ-organ tubuh ini disebut didapatkan dari para terpidana mati, kebanyakan tahanan kasus politik atau keagamaan yang terlarang, seperti Falun Gong, Uighur, Tibet atau umat Kristen.

Falun Gong merupakan sekte terlarang di China dan dianggap menyebarkan paham anti-Beijing sejak tahun 1999. Menurut Amnesty International, puluhan ribu penganut Falun Gong ditahan dan disiksa.

Laporan ini menunjukkan bahwa para tahanan Falun Gong dipaksa menjalani tes darah dan uji medis lainnya. Hasil tes medis mereka kemudian dimasukkan ke database sumber pendonor organ.

Jumlah organ tubuh yang luar biasa besar dari para terpidana mati ini menguntungkan rumah sakit dan dokter, membuat industri ini berkembang pesat.

Menurut data resmi China, ada lebih dari 100 rumah sakit di negara itu yang memiliki izin melakukan pencangkokan organ. Namun laporan menunjukkan ada 712 rumah sakit yang melakukan cangkok hati dan ginjal.

Komisi Keluarga Berencana dan Kesehatan Nasional China yang menangani donasi organ tubuh di China belum mengeluarkan pernyataan terkait laporan ini.

Laporan ini akan disampaikan ke Komisi Hubungan Luar Negeri Dewan Amerika Serikat pada Kamis.

"Praktik rezim [China] yang menjijikkan dan tidak manusiawi dengan merampok kebebasan dari seseorang, melemparkan mereka ke penjara dan kamp kerja paksa, lalu mengeksekusi dan mencuri organ tubuh mereka untuk pencangkokan harus dihentikan seluruhnya," kata Anggota dewan AS, Ileana Ros Lehtinen, dalam pernyataannya.

Untuk niat baik
Sebenarnya praktik pencurian organ tubuh tahanan telah dilakukan oleh China selama puluhan tahun. Baru pada 2005 China mengakui adanya praktik tersebut dan berjanji memperbaikinya.

Lima tahun kemudian, Huang Jiefu, direktur Komisi Donasi Organ China mengatakan dalam jurnal medis The Lancet, lebih dari 90 persen transplantasi organ masih berasal dari terpidana mati.

China adalah salah satu negara dengan angka eksekusi mati tertinggi di dunia. Tahun 2014, sedikitnya ada 2.400 orang dieksekusi mati di China, berdasarkan data Death Penalty Worldwide.

Pada akhir 2014, China menyatakan akan beralih ke sistem donasi organ sepenuhnya. Namun kenyataannya, hanya sedikit sekali orang yang mau menyumbangkan organ tubuh mereka.

Antara tahun 2012 hingga 2013, hanya ada 1.400 orang yang mendaftar untuk menyumbang organ tubuh mereka, sementara ada lebih dari 300 ribu orang yang butuh pencangkokan organ setiap tahunnya di negara itu.(***)

Source; CNN Indonesia
Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger