![]() |
Wartawan Luwuk Post, Asnawi menjalani perawatan setelah dianiya oknum TNI karena berita yang ditulisnya, Sabtu (14/5/2016). (Foto: AJI Palu) |
Palu, Jurnalsulteng.com- Seorang wartawan bernama Asnawi menjadi korban penganiayaan yamg dilakukan oknum TNI, Sabtu (14/5/2016). Penganiayaan tersebut terkait pemberitaan yang dimuat Harian Luwuk Post, tempat Nawi menjalankan tugas jurnalistik.
(Baca: Beritakan Lansia Tewas di Atas Perut, Wartawan Dianiaya Oknum TNI )
Berikut kronologi kejadian yang dirilis Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palu yang diterima Jurnalsulteng.com, Minggu (15/5/2016) dini hari.
Sabtu (14/5/2016) sekira Pukul 11.00 WITA Kopral Dua Salim, anggota Anggota Komando Distrik Militer (Kodim) 1308 Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah, datang ke Resto and Coffee Jie, Luwuk Shoping Mall (Belakang Masjid Agung) tempat nongkorong wartawan, menanyakan berita wartawan di Luwuk Post. Saat itu, pelaku (Salim) hanya bertemu dengan Amat (wartawan Banggai Raya). Amat kemudian memberikan nomor HP Pimpiman Redaksi Luwuk Post, Haris Ladici. Setelah itu, pelaku langsung pergi.
Sekira Pukul 13.00 wita pelaku (Salim) mengirimkan SMS kepada Pemred Luwuk Post, Haris Ladici dan mengaku sebagai ajudan Kepala Staf Kodim 1308 Luwuk Banggai. Pelaku mengajak Haris Ladici untuk bertemu. Dia minta ketemu, karena posisi saat itu mereka, Asnawi (korban), Haris (Pemred) dan Alisan, ketiganya wartawan Luwuk Post, tengah minum di Resto and Coffe Jie, kompleks Luwuk Shopping Mall.
Haris Ladici pun menyatakan siap bertemu. Tapi awalnya, Haris Ladici berfikir, ajakan bertemu itu, untuk membahas berita terkait Upsus Pajala (Upaya Khusus Padi Jagung Kedelai), karena Pelaku (Salim) mengatakan ia adalah Ajudan Kasdim.
Saat bertemu, Pelaku (Salim) mengatakan tempat duduk mereka terlalu ramai. Jadi minta pindah, Haris Ladici pun mengajak Salim dan kawan-kawan, ke lantai II. Saat baru dua langkah menuju tangga, Salim (anggota TNI) bertanya siapa yang bernama Asnawi. Dan dijawab sendiri oleh Asnawi: "Saya Pak".
Melihat Asnawi, Salim langsung menarik kerah baju dan memukul wajah Asnawi. Kemudian muncul empat orang saudara Salim yang tidak diketahui namanya.
Mereka kemudian mengeroyok Asnawi. Saat pemilik warkop menegur agar tidak buat keributan di dalam, mereka kemudian menyeret Asnawi keluar dari Caffee. Mereka kemudian menghujani pukulan dan tendangan ke Asnawi. Salah satu pelaku bahkan memukul Asnawi dengan menggunakan asbak rokok yang terbuat dari kayu.
Saat security dan orang sekitar mencoba melerai, para pelaku mengatakan jangan ikut campur, ini masalah keluarga. Setelah pengeroyokan, Salim bersama rekannya (diduga masyarakat sipil), langsung pergi dengan menaiki mobil Avanza berwarna hitam.
Asnawi yang dalam keadaan terluka langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Banggai untuk dirawat dan dilakukan proses visum. Akibat pengeroyokan itu, Asnawi mengalami luka robek di jidat kiri atas, bengkak di mata kiri, bengkak kepala bagian belakang kiri, serta lebam di punggung kanan.
Tak hanya itu, handphone Asnawi yang biasa digunakan untuk meliput juga terjatuh dan hilang di lokasi kejadian. Setelah dilakukan proses visum, Asnawi bersama rekannya, Evan melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kota Luwuk. Tetapi Kapolres memerintahkan Kasat Reskrim untuk menarik laporan itu dan diproses di Polres Banggai. Saat ini, tengah di tangani Unit I Reskrim Polres Banggai. Asnawi juga sudah dimintai keterangan oleh penyidik.
“Belakangan saya baru tahu, kalau yang memukul saya, adalah anak dari korban yang tewas saat saya tulis beritanya hari ini di Koran Luwuk Post. Selain itu yang ikut mengeroyok saya adalah keluarga mereka,” kata Asnawi.(***)
Rep; Sutrisno
Red; Agus M
0 komentar:
Posting Komentar