>
Headlines News :
Home » , » Warga Bangkep: ‘Cucuk’ Nomor 2

Warga Bangkep: ‘Cucuk’ Nomor 2

Written By Unknown on Rabu, 18 November 2015 | 09.38.00

Calon Wakil Gubernur nomor urut 2, Sudarto berdialog dengan warga Desa Lalong, Ponding-ponding dan Tatakalai, Senin (16/11/2015) malam. [Foto: Trisno/JurnalSulteng]
Burung Garuda Telurnya Bundar
Ia bersarang di Kilo Dua
Kalau sudah dirancang di Meja bundar
Maka cucuk saja si Nomor 2

Salakan, Jurnalsulteng.com- Itulah sepenggal pantun yang dipersembahkan warga Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) saat menghadiri  kampanye dialogis Calon Wakil Gubernur Nomor urut 2 H. Sudarto,M.Hum. Mengawali kampanye dialogis Bangkep, Sudarto menyambangi warga Desa Ambelan dan Desa Manggalai, Kecamatan Tinangkung, Kabupaten banggai Kepulauan, Senin (16/11/2015) sore.

Warga sangat antusias mengikuti dialog dengan Sudarto yang sudah tidak asing dimata warga. Mereka sangat mengenal sosok Sudarto yang pernah menjadi bupati mereka selama sepuluh tahun. Warga juga meneriakkan kata-kata ‘Cucuk’ nomor 2. ‘Cucuk’ menurut mereka artinya tusuk atau coblos nomor 2, yang menjadi nomor urut pasangan Longki-Sudarto.

“Mana mungkin kami bisa lupa dengan pak Darto,” ujar warga saat ditanya apakah masih ingat dengan sosok Sudarto.

Warga mengaku sangat mengenal dengan baik, karena saat menjadi Bupati di wilayah tersebut Sudarto sering melakukan kunjungan hingga ke Pulau-pulau yang jauh dari ibukota kabupaten.

Dalam kampanye yang dihadiri ratusan warga dua desa tersebut, Sudarto mengaku seperti mengenang kembali masa-masa masih menjabat sebagai Bupati Banggai, yang saat itu Kabupaten Bangkep masih menyatu dengan Kota Luwuk sebagai ibukota kabupaten.
Ratusan warga Desa Ambelan dan Desa Manggalai serius mendengarkan wejangan mantan bupati-nya yang juga Calon Wakil Gubernur Nomor urut 2, H. Sudarto,M.Hum pada kampanye dialogis, Senin (16/11/2015) petang.

Sebagaimana diketahui, Sudarto pernah menjabat sebagai Bupati Banggai dua periode  yakni 1996-2001 dan 2001-2006. Sementara Kabupaten Banggai dimekarkan pada tahun 1999, saat Sudarto masih menjadi Bupati.

“Sebelum dimekarkan, PAD Banggai Kepulauan hanya Rp500 juta. Sekarang setelah kurang lebih 16 tahun PAD-nya sudah mencapai Rp16 miliar. Ini sebuah peningkatan yang luar biasa, untuk kesejahteraan masyarakat,’ ujar Sudarto yang disambut applaus warga.

Sudarto juga menuturkan, waktu belum dimekarkan untuk mengelilingi Pulau Peling dibutuhkan waktu hingga dua hari. Tetapi dengan perbaikan infrastruktur jalan, sekarang hanya butuh waktu satu hari. “Dulu setiap kunjungan di sini dua hari baru selesai, karena jalannya rusak parah. Sekarang sudah bagus,” jelasnya.

Menurut Sudarto, sudah banyak perubahan yang dialami masyarakat. Sebagai daerah terpencil, dulu desa di Banggai Kepulauan hampir semua masih miskin. “Bahkan saya dulu dijuluki sebagai bupati rakyat miskin, karena masih banyak penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan,” ujarnya.

Diakhir kegiatan dialog, Sudaro diminta untuk menunggu hingga shalat Magrib di Mesjid Ar-Rahman, Desa Ambelan. Kampanye kembali ditutup dengan Pantun sebagai bentuk dukungan pada pasangan Longki-Sudarto untuk kembali memimpin Sulawesi Tengah hingga limat tahun mendatang.

Pulau Pandan Jauh di tengah
Dibalik  Pulau si angsa dua
Hancur Badan dikandung tanah
Longki-Sudarto tetap pilihan kita

Malam harinya Sudarto melanjutkan kampanye dialogis di Desa Lalong, Kecamatan Tinangkung Utara, Kabupaten Bangkep. Kampanye dialogis itu juga diikuti sekira seribu orang yang tergabung dari desa Lalong, Desa Ponding-ponding dan Desa Tatakalai.
Tak jauh beda dengan kampanye ditempat sebelumnya. Warga ketiga desa itu juga sangat antusias menyambut kedatangan dan melakukan dialog dengan Sudarto.[***]

Penulis/Editor; Sutrisno

Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger