[Ilustrasi] |
"Belum ada pesawat yang mendarat dari pukul 07.00 hingga 11.30 WITA," kata Benyamin, kepala Bandara Mutiara Palu, Rabu (21/10/2015).
Ia mengatakan sesuai laporan dari BMKG dan petugas ATC bandara, jarak pandang hanya sekitar 1.000 meter.
Sementara ambang batas normal jarak pandang seharusnya diatas 3.000 meter atau 3 kilometer.
Pada dua hari sebelumnya, penerbangan dari dan ke Palu berjalan normal.
Kondisi kabut asap di wilayah Palu sangat ditentukan dari pergerakan angin.
Kabut asap berasal dari kebakaran hutan di Pulau Kalimantan dan Sulawesi, termasuk dalam wilayah Sulteng.
Menurut dia, selama beberapa pekan ini aktivitas di Bandara Mutiara Palu kebanyakan lumpuh.
Akibat gangguan kabut asap telah banyak merugikan baik maskapai maupun pihak bandara sendiri, tanpa merincinya.
Kebakaran hutan telah mendapat perhatian pemerintah pusat dan daerah. Bahkan oleh internasional karena dampaknya sangat merugikan bisnis penerbangan dalam maupun luar negeri.
Sementara prakirawan BMKG setempat Rio membenarkan sejak pagi hingga siang hari, kabut asap kembali menyelimuti Palu dan sekitarnya.
Jarak pandang hanya sekitar satu kilometer. Sebelumnya dua hari berturut-turut jarak pandang sudah mencapai enam kilometer, jauh di atas batas normal penerbangan.[***]
Sumber; Antara
0 komentar:
Posting Komentar