>
Headlines News :
Home » , » Ribuan Hektar Sawah di Sulteng Terancam Kekeringan

Ribuan Hektar Sawah di Sulteng Terancam Kekeringan

Written By Unknown on Kamis, 17 September 2015 | 13.26.00

[Ilustrasi]


Palu, Jurnalsulteng.com- Sekira 8.000 hektare sawah di Sulawesi Tengah terancam kekeringan sehingga berpotensi gagal panen akibat kemarau yang melanda daerah ini dalam beberapa bulan terakhir.

"Sudah ada 146 hektare dari 8.000 hektare itu yang puso. Artinya panennya gagal total karena kekeringan," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah Ir Trie Iriani Lamakampali, yang dilansir Antara, menanggapi dampak kekeringan yang melanda daerah ini.

Hamparan tersebut tersebar di daerah lumbung pangan seperti Parigi Moutong dan Banggai. Sebagian di Buol dan Kabupaten Poso.

Dia mengatakan luasan sawah yang terancam gagal panen tersebut masih bisa diselamatkan dengan beberapa langkah strategis diantaranya memanfaatkan pompa air dan pengetatan jadwal pemanfaatan air irigasi.

Menurut Trie, dibanding beberapa daerah di Pulau Jawa, Sulawesi Tengah masih terbilang aman karena daerah ini tidak masuk dalam kategori elnino ekstrem.

"Kita hanya elnino rendah, sementara di Jawa masuk dalam ancaman elnino esktrem. Makanya jangan heran di sana (Pulau Jawa), sebagian tanah sawahnya retak-retak," katanya.

Trie memprediksi dampak kekeringan di Sulawesi Tengah tidak sampai mengakibatkan kejadian luar biasa terhadap produksi padi karena lahan yang masuk dalam kategori terancam tersebut masih bisa diatasi.

"Tidak ada pengaruh luar biasa. Pengaruhnya tetap ada, karena sudah pasti produktivitas menurun," katanya.

Rata-rata produktivitas padi di Sulawesi Tengah mencapai 4,6 ton per hektare pada 2014 dengan total produksi 1.022.000 ton gabah kering giling.

"Angka ramalan I kita tahun ini naik menjadi 1.061.000 ton gabah kering giling. Kalau pun nanti produksi kita turun, penurunannya tidak seberapa besar," katanya.

Di Sulawesi Tengah kata Trie tidak mengenal istilah panen raya karena hampir setiap bulan ada panen. Kondisi ini terjadi karena kondisi geografis dan iklim di daerah penghasil beras ini tidak sama di semua daerah.

"Ada daerah yang baru panen, sebagian daerah sudah menanam. Jadi tidak merata panennya. Yang jelas setiap bulan ada panen," katanya.

Trie mengingatkan masyarakat tidak panik menghadapi dampak kemarau di Sulawesi Tengah karena daerah ini masih dalam kategori aman pangan.[***]

Sumber; Antara

Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger