Jose Mourinho |
Cukup mengejutkan jika mendengar Mourinho mengaku sebagai pelatih ramah, atau setidaknya belajar menjadi pelatih yang ramah. Namun itulah pengakuannya.
Mourinho mengaku belajar menjadi pelatih yang ramah sejak berhasil mengalahkan tim besutan Ferguson di putaran 16 besar Liga Champions 2004. The Special One saat itu menangani FC Porto.
Ferguson saat itu, menurut Mou, bermuka dua. Pada leg pertama, Fergie memasang wajah rival yang sengit namun pada leg kedua, pelatih MU paling sukses itu menunjukkan wajah seorang pecundang yang sportif.
"Itulah saat saya merasakan dua muka dari seseorang yang besar," ujar Mourinho seperti dikutip dari Telegraph.
"Muka pertama adalah muka kompetitor, orang yang mencoba segalanya untuk menang. Dan setelah itu saya menemukan orang yang punya prinsip, yang punya respek terhadap lawannya, dengan sikap fair play. Saya menemukan dua muka ini pada periode tersebut, dan itu sangat penting bagi saya," ia menambahkan.
Sepanjang karirnya, Mourinho dikenal kontroversial. Dimanapun ia berkarir, ia selalu memiliki rival. Di klub manapun ia melatih, ia akan meningkatkan tensi rivalitas klubnya dengan yang lain.
Di Inggris, pelatih berusia 52 tahun itu adalah rival bebuyutan Arsenal dan pelatihnya, Arsene Wenger. Keduanya kerap beradu argumen, bahkan sempat adu mulut di pinggir lapangan. Begitu juga saat ia masih melatih Real Madrid, ia punya rivalitas yang sengit dengan pelatih Barcelona kala itu, Josep Guardiola.
Namun setelah pertandingan usai, apapun hasilnya, Mourinho tak pernah lupa menyalami rivalnya.
"Di kebudayaan saya, Portugis dan Latin, kami tak punya budaya dua muka; kami di sepak bola untuk menang dan saat kami tidak menang tidak ada muka kedua. Tetapi saat kami mengalahkan MU di Liga Champions saya melihat wajah yang indah dari seorang pelatih, yang saya sendiri berusaha memilikinya. Saya mencoba," katanya.***
Sumber: Inilah
0 komentar:
Posting Komentar