![]() |
Pertemuan Prabowo-Jokowi |
Pertemuan keduanya di kediaman orangtua Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, kemarin (Jumat pagi, 17/10) membuka babak baru dalam praktik politik Indonesia dan diharapkan dapat menjadi tradisi di masa yang akan datang.
Demikian disampaikan pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pagi ini (Sabtu, 18/10). Menurutnya, gesture positif itu sudah seharusnya ditunjukkan Jokowi dan Prabowo. Karena bagaimanapun juga bangsa ini terlalu besar untuk diurus sendiri oleh hanya satu kelompok politik saja.
“Jika dua kekuatan di balik dua capres bersatu, tantangan Indonesia untuk maju masih terjal dan berliku. Apalagi jika dua kekuatan di balik para capres itu tidak saling menyapa. Kasihan Indonesia,” ujar Denny JA dalam kultwitnya.
Menurut Denny JA, Jokowi dan Prabowo telah menunjukkan kebesaran jiwa yang gagal ditunjukkan oleh capres-capres sebelunya.
“Sejak era reformasi, ini untuk pertama kali dua capres yang bersaing akhirnya saling jumpa muka dan menghormati,” kata Denny JA lagi.
Dia merujuk pada relasi politik antara Megawati Soekrnoputri yang tidak baik dengan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang digantikannya, maupun Susilo Bambang Yudhoyono yang menggantikannya.
“Ketika Megawati mengganti Gus Dur, dan Gus Dur tetap ingin bertahan sebagai presiden, hubungan keduanya tidak harmonis. Ketika Megawati bersaing dengan SBY, selama 10 tahun bahkan hubungan mereka tetap tidak harmonis,” urai Denny JA.
Dia berharap generasi mendatang mengikuti cara Jokowi dan Prabowo mengakhiri perseteruan politik mereka.
“Indonesia negara yang majemuk secara politik. Mereka yang mengendalikan politik seharusnya dilengkapi dengan karakter merangkul,” demikian Denny JA. [Rmol]
0 komentar:
Posting Komentar