JK-Jokowi |
Dosen ilmu politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago (Ipang) mengatakan susunan kabinet Jokowi melukai hari rakyat. Karena ada beberapa orang yang diangkat jadi menteri bukan atas pertimbangan kapasitas dan kompetensi keahlian seperti Susi Pudjiastuti, dan Rini Soemarno yang ditolak publik karena diduga terlibat dalam kasus BLBI dan mark up Sukhoi.
"Susi Pudjiastuti menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, betul-betul Jokowi menampar wajah publik, ia kurang tepat menjadi menteri," ujar Ipang yang dilansir RMOL, Senin (27/10/2014).
Menurutnya, banyak stok menteri yang pantas mengisi pos Kementerian Kelautan dan Perikanan. Di kampus pasti banyak pakar/guru besar di bisang kelautan dan perikanan. Mereka orang hebat jangan disimpan di gudang.
Jelas Ipang, terpilihnya pemilik maskapai penerbangan Susi Air tersebut menjadi menteri membuat publik kecewa besar, bukan hanya karena pendidikannya yang tamat SMA. Tapi yang diragukan bagaimana pengalaman dan sepak terjangnya fokus mengurus laut dan ikan, kemudian pada bab yang sama ada bisnis yang mengiurkan jelas menguntungkan perusahaan miliknya.
"Jokowi menunjuk Susi Pudjiastuti menurut saya bukan alasan atau pertimbangan kapasitas dan kompetensi keahlian, kemungkinan alasan nomor satu menunjuknya adalah alasan donatur pilpres. Teori relasi kawin silang antara penguasa (elite) dengan pengusaha (aktor ekonomi)," imbuhnya.
Sementara Rini Soemarno yang didapuk jadi Menteri BUMN membuat masyarakat bertanya-tanya. Pasalnya, publik plus relawan jelas-jelas menolak Rini Soemarno masuk dalam kabinet Jokowi-JK karena diduga terlibat banyak kasus, seperti kasus BLBI dan mark up Sukhoi.
"Terindikasi mafia dan praktik tindak pidana korupsi. Aneh bin ajaib kok KPK nggak ngasih tanda merah terhadap Rini Soemarni. Rini tak pantas jadi menteri kabinet kerja yang semboyannya adalah Trisakti. Ini betul-betul melukai hati rakyat. Walaupun saya harus jujur juga, masih ada menteri bersih dan punya kapasitas di Kabinet Kerja Jokowi," tandas peneliti di Nusantara Institute ini. [Rmol]
0 komentar:
Posting Komentar