Jakarta, Jurnalsulteng.com- Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) tampil emosional saat debat putaran terakhir, kemarin malam (Sabtu, 5/7/2014). Seperti debat sebelumnya, pria asal Sulawesi Selatan itu melancarkan serangan kepada Hatta Rajasa untuk membuktikan kualitasnya. Tapi sayangnya, JK menuai gagal dari serangan itu.
Demikian disampaikan pakar komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio yang dikutip dari Rakyat Merdeka Online, Minggu (6/7/2014).
"JK terlalu emosional. Banyak orang menilai penampilannya di debat keempat tidak sebaik di debat pertama, makanya dia ingin menunjukan kemampuannya di debat kelima," ujar Hendri.
Menurutnya, Hatta sudah menduga JK akan melontarkan pertanyaan nostalgia. Misalnya mengenai kebijakan impor beras. Dengan tenang, Hatta menyampaikan fakta dan data terkait hal tersebut.
"Itu kelihaian Hatta dalam menjawab pertanyaan atau tekanan yang dilancarkan JK. Hatta sudah sangat siap dengan pertanyaan nostalgia," kata Hendri
Hendri pun menambahkan cara penyampaian visi misi Hatta terkait pangan, energi, dan lingkungan, lebih terstruktur ketimbang JK.
"Hatta tampil sangat elegan, meneruskan kegemilangannya saat debat keempat. JK gagal merebut supremasi dari Hatta," tutur Hendri
Selain penampilan JK yang emosional, Hendri juga mencermati komitmen capres Joko Widodo (Jokowi). Semalam, mantan walikota Solo itu kembali menegaskan mengenai pentingnya pelaksanaan daripada perencanaan. Menurutnya, pernyataan itu sangat bertolak belakang dengan kinerjanya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Banyak yang nggak sesuai omongannya. Jangan bicara komitmen, karena banyak hal di Jakarta yang masih level perencanaan dan belum sempat dilaksanakan, tapi Jokowi cuti meninggalkan Jakarta," terang Hendri
Pernyataan yang diulang-ulang itu diakui Hendri membuat banyak orang jengah. Berbagai persoalan di Jakarta yang belum terselesaikan menjadi tolak ukur kinerja Jokowi.
"Jakarta belum beres. Kalau memang bilang melaksanakan, ya sampai selesai. Jangan pelaksanaan belum selesai, ditinggal," demikian Hendri.[Rmol]
Demikian disampaikan pakar komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio yang dikutip dari Rakyat Merdeka Online, Minggu (6/7/2014).
"JK terlalu emosional. Banyak orang menilai penampilannya di debat keempat tidak sebaik di debat pertama, makanya dia ingin menunjukan kemampuannya di debat kelima," ujar Hendri.
Menurutnya, Hatta sudah menduga JK akan melontarkan pertanyaan nostalgia. Misalnya mengenai kebijakan impor beras. Dengan tenang, Hatta menyampaikan fakta dan data terkait hal tersebut.
"Itu kelihaian Hatta dalam menjawab pertanyaan atau tekanan yang dilancarkan JK. Hatta sudah sangat siap dengan pertanyaan nostalgia," kata Hendri
Hendri pun menambahkan cara penyampaian visi misi Hatta terkait pangan, energi, dan lingkungan, lebih terstruktur ketimbang JK.
"Hatta tampil sangat elegan, meneruskan kegemilangannya saat debat keempat. JK gagal merebut supremasi dari Hatta," tutur Hendri
Selain penampilan JK yang emosional, Hendri juga mencermati komitmen capres Joko Widodo (Jokowi). Semalam, mantan walikota Solo itu kembali menegaskan mengenai pentingnya pelaksanaan daripada perencanaan. Menurutnya, pernyataan itu sangat bertolak belakang dengan kinerjanya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Banyak yang nggak sesuai omongannya. Jangan bicara komitmen, karena banyak hal di Jakarta yang masih level perencanaan dan belum sempat dilaksanakan, tapi Jokowi cuti meninggalkan Jakarta," terang Hendri
Pernyataan yang diulang-ulang itu diakui Hendri membuat banyak orang jengah. Berbagai persoalan di Jakarta yang belum terselesaikan menjadi tolak ukur kinerja Jokowi.
"Jakarta belum beres. Kalau memang bilang melaksanakan, ya sampai selesai. Jangan pelaksanaan belum selesai, ditinggal," demikian Hendri.[Rmol]
0 komentar:
Posting Komentar