NCID : Ide Bodoh dan Berbahaya
Tantowi Yahya |
"Kan waktu itu pertanyaan Pak Prabowo menanyakan awalnya untuk mengawasi berapa ribu drone kita pakai. Kedua, drone itu enggak ajaib-ajaib banget. Di Iran drone-nya Amerika itu sudah ditembak-tembak pada rontok jatuh semua sama rudal Iran," ujar Tantowi kepada wartawan di Jakarta, Kamis (26/6/2014).
Dengan kata lain, menurut Tantowi, sebetulnya Indonesia tidak terlalu membutuhkan drone tetapi satelit yang telah dijual ke asing.
"Makanya sayang satelit kita dijual. Nah, jadi ke situ arahnya, dan dijual di zaman ibu Mega, nah kok dia (Jokowi) bilang tahun 1998 lagi," kata Tantowi.
Ide Bodoh dan Berbahaya
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) juga menyoroti gagasan teknologi drone yang terus menerus disebut oleh calon presiden Joko Widodo saat debat capres Minggu malam.
menurut Jajat, ide itu terasa janggal karena Indonesia tidak mempunyai satelit. Teknologi drone akan berbahaya untuk Indonesia jika satelit kita menumpang kepada negara lain.
"Drone adalah teknologi tingkat tinggi yang mengharuskan sebuah negara mempunyai satelit sendiri, karena sebuah drone tidak akan efektif jika digantungkan kepada satelit negara lain. Bayangkan jika data yang didapat oleh drone Indonesia bisa dilihat oleh negara yang mempunyai satelit, bahkan mereka bisa saja menggunakan drone tersebut untuk menyerang Indonesia, mencuri data intelijen kita," kata dia yang dikutip dari Rakyat Merdeka Online.
Jajat lebih lanjut menjelaskan, Jokowi harusnya pikir panjang sebelum mengusung sebuah teknologi, Jajat juga berkeyakinan langkah Prabowo Subianto mengangkat topik penjualan Indosat ke Singapura lalu Qatar, adalah karena ia mengetahui betapa berharganya satelit tersebut untuk Indonesia.
"Jika betul Jokowi ingin mewujudkan teknologi drone di Indonesia, ia harus tahu konsep drone secara detil, daripada kita konsentrasi membangun teknologi drone, lebih baik kita konsentrasi mengambil kembali Indosat, Prabowo terlihat mengerti betul tentang fenomena ini, ia layak mendapat apresiasi," tegas dia.
Jajat menambahkan, debat capres memang merupakan tempat bagi kedua kandidat untuk memaparkan ide dan konsep, namun yang terpenting adalah konsep yang ditawarkan harus realistis dan tidak boleh membohongi publik. Untuk apa membeli drone, kalau pada akhirnya justru akan melemahkan pertahanan Indonesia.(Rmol)
0 komentar:
Posting Komentar