Banjir bandang di Kota Manado yang terjadi 15 Januari 2014 lalu menyebabkan ribuan kepala keluarga kehilangan rumah. (Foto:manadokota.com) |
"Urgensinya tinggi. Mereka 19 hari di pengungsian, sehingga perlu dipikirkan kebutuhan biologisnya," kata dia, Selasa (4/2/2014). Pilihannya, antara lain merelokasi secepatnya para korban banjir atau segera membersihkan tempat tinggal mereka. Masalahnya, bagaimana jika tiba-tiba ada banjir lagi.
Indarto menjelaskan, dengan kondisi serba sulit ini, emosi warga yang tinggal di pengungsian sangat mudah tersulut. "Situasi ini bisa menjadi masalah baru apabila tidak dicarikan solusi. Kami sedang pikirkan kebutuhan ini," kata Indarto.
Wali Kota Manado GS Vicky Lumentut mengaku tengah mencarikan lokasi yang tepat untuk pengungsi yang jumlahnya mencapai 2.211 kepala keluarga tersebut.
Menurut Lumentut, lokasi yang akan dipilih harus mengikuti standar pengungsian yang diberikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Setiap satu kepala keluarga harus punya ruangan khusus seluas 3 x 1 meter.
"Inilah yang memang harus dipikirkan kebutuhan biologis yang sulit direm. Kami harus bergerak cepat," kata Lumentut.
Banjir bandang di Manado banyak menyisakan banyak masalah. Selain kerusakan infrastruktur, juga problem sosial masyarakat seperti kehilangan matapencaharian korban banjir serta kebutuhan pendidikan mereka. Dibutuhkan waktu lama untuk mengembalikan situasi Manado seperti sebelum banjir.***
sumber:tempo.co
0 komentar:
Posting Komentar