Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un |
Pada masa lalu, Korea Utara sering mengeluarkan ancaman serangan ke tetangganya di Selatan dan Amerika Serikat, namun jarang mewujudkan ancaman tersebut.
Juru bicara tentara Korea Utara mengatakan Amerika Serikat akan mengalami "akibat mengerikan" karena telah memindahkan sejumlah kapal ke pelabuhan di Korea Selatan.
"Dalam hubungan ini, semua unit militer Tentara Rakyat Korea (KPA) telah menerima perintah darurat untuk memeriksa ulang rencana operasi dan tetap bersiaga untuk melakukan serangan di setiap saat," kata juru bicara yang tidak disebutkan namanya oleh Reuters tersebut.
"Amerika Serikat akan bertanggung jawab terhadap konsekuensi mengerikan yang disebabkan oleh agresi imperialisnya," kata dia dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan oleh Kantor Berita KCNA.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan Korea Utara Kim Kwan-jin pada Selasa mengatakan bahwa tidak ada indikasi aktivitas militer luar biasa di Korea Utara.
Sementara Washington justru menepis peringatan Korea Utara.
"Kami sudah pernah melihat retorika seperti ini sebelumnya. Pernyataan dari Korea Utara itu tidak akan membantu mereka dalam menghadapi sanksi dari masyarakat internasional," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Jen Psaki.
Pada Maret lalu, Korea Utara menyatakan tidak lagi terikat pada perjanjian gencatan senjata yang mengakhiri Perang 1950-1953. Pyongyang kemudian mengancam akan menggunakan senjata nuklir untuk menyerang Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Kementrian Pertahanan Korea Selatan menjelaskan bahwa kedatangan kapal-kapal Amerika Serikat bertujuan untuk melakukan latihan bersama penyelamatan dan pencarian korban.
Amerika Serikat, yang menempatkan 28.500 tentara di Korea Selatan, telah sering melakukan latihan bersama dengan sekutunya itu.
Di sisi lain Kepala Badan Intelejen Nasional Korea Selatan Nam Jae-joon mengatakan bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah menginstruksikan pihak militer untuk bersiaga melakukan serangan.
Korea Utara juga dikabarkan menghidupkan kembali reaktor nuklir dan melakukan uji coba mesin yang menjadi bagian dari pogram rudal jarak jauhnya, kata Nam, demikian Reuters.(ant)
0 komentar:
Posting Komentar