Jurnal Jakarta - Harga emas dunia terus menunjukkan penurunannya. Beberapa analis internasional mengungkapkan emas bukan lagi safe haven (tempat investasi teraman). Apakah ini saat yang tepat untuk membeli? Atau justru menjual emas milik anda?
Kepala Analis PT Askap Futures Suluh A Wicaksono menjelaskan, secara fundamentalnya harga emas memang mengalami tekanan. Meskipun terus turun sejak awal tahun 2013, namun penurunannya tersebut belum menembus rekor baru.
"Emas dari awal tahun ini memang terlihat belum menggembirakan. Namun penurunan emas sejak awal tahun ini belum menyentuh level terendahnya di tahun lalu," terang Suluh seperti dilansir detikFinance, Kamis (11/4/2013).
Ia menerangkan, banyak faktor yang membuat harga emas dunia terus turun. Salah satunya, menurut Suluh adalah krisis di perbankan Siprus yang gagal bayar kepada nasabah mengakibatkan pemerintah Siprus harus menjual cadangan emasnya sekitar 10 ton.
"Tahun lalu harga emas terendah itu US$ 1.526 per ounce sedangkan tahun ini terendahnya masih di US$ 1.539 per ounce," tuturnya.
Bagaimana dengan pasar dalam negeri?
Dijelaskan Suluh, pasar lokal masih belum banyak terpengaruh. Hanya dari sisi berita-berita luar yang beredar membuat harga emas lokal dalam tren yang juga menurun.
"Saat ini per gramnya untuk emas lokal itu berkisar di bawah Rp 500.000 per gram atau tepatnya di angka Rp 485.000 per gram," tuturnya.
Namun memang berbeda dengan emas yang dikeluarkan Antam. Karena, menurut Suluh, emas yang dikeluarkan perusahaan tersebut ada ongkos produksi dan berbagai elemen yang menyertainya.
Apakah ini saat yang tepat untuk membeli? "Ini merupakan peluang. Kalau secara teknikal memang ini bisa dijadikan peluang untuk investasi secara fisik," terang Suluh.
Pada dasarnya, harga emas tahun ini masih cukup 'seksi' untuk dibeli dan digunakan investasi jangka panjang. Pasalnya, saat ini banyak orang cenderung melepas emas dan beralih ke dolar yang menjadi safe heaven saat ini. "Jadi ketika emas turun saat ini, ya saat ini merupakan peluang untuk bisa membeli emasnya," kata Suluh.
Jika nantinya situasi global yang tak menentu kembali bergejolak, Suluh mengatakan emas bisa kembali menjadi safe haven. "Saat itulah harga emas bisa menjadi tinggi kembali," tutupnya.
Berita seputar krisis utang di Eropa juga sedikit banyak akan berpengaruh terhadap harga emas dunia. Apabila melihat kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di dalam negeri, maka ke depan ekonomi akan menghadapi ujian yang lebih berat, mengingat tahun 2014 adalah tahun politik di Indonesia, dan perkiraan defisit anggaran yang makin besar seiring kenaikan harga minyak mentah.
Sebelumnya, investor keuangan dan salah satu orang terkaya di dunia yaitu George Soros menyatakan emas tak lagi menjadi alat investasi aman (safe haven), karena harganya yang terus runtuh.
sumber:detik.com
0 komentar:
Posting Komentar