Jurnal Palu - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola sebagai pemegang saham pengendali PT. Bank Sulteng akan merombak total jajaran direksi di bank tersebut pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan berlangsung 12 April 2013 di Palu.
"Perombakan sudah pasti dan adanya RUPSLB (rapat umum pemegang saham luar biasa) untuk komisaris dan jajaran direksi itu sangat besar," kata Longki, Jumat (5/4).
Langkah perombakan itu dilakukan pascabobolnya keuangan bank itu melalui kredit fiktif senilai Rp12,5 miliar yang diduga melibatkan mantan kepala Cabang Banggai Kepulauan Hengky Amir.
Dia mengatakan dirinya bersama wakil gubernur Sudarto sudah memanggil jajaran pejabat, direksi dan komisaris Bank Sulteng untuk dimintai pertanggungjawabannya atas bobolnya uang bank tersebut melalui kredit fiktif kurun waktu 2011-2013.
"Kemarin sudah saya panggil semua komisaris dan pejabat direktur. Secara moral saya minta pertanggungjawaban mereka," kata Longki.
Longki mengatakan jajaran direksi dan komisaris sudah menjelaskan semua alasan atas kasus yang terjadi di cabang Banggai Kepulauan dan cabang Morowali. Meskipun sudah mendapat penjelasan, Longki tetap menganggap terdapat kelemahan dalam manajemen bank andalan pemerintah daerah itu.
"Tetap saya katakan ini karena kurangnya perhatian, kurang waspada dan kurang profesional dari sistem pengendalian dan pengawasan internal. Ini sungguh menjadi perhatian kita," kata Longki.
Dia mengatakan contoh kasus Cabang Banggai Kepulauan, dari sisi aturan perbankan sebenarnya tidak ada masalah karena semua laporan lancar. Tidak ada hal yang mencurigakan, tidak ada kredit macet, namun dari sanalah sehingga tidak mendapat perhatian dari sistem pengawasan internal.
"Kondisi inilah yang dimanfaatkan oleh kepala cabang dengan mengeluarkan kredit untuk yang sekian ratus itu," katanya.
Selain merombak jajaran direksi, Longki juga mengatakan akan dilakukan audit secara keseluruhan dan di semua level bank Sulteng dari pusat sampai cabang mengingat beberapa kasus terjadi seperti di Cabang Morowali dan Banggai Kepulauan.
"Ada audit secara keseluruhan oleh auditor dan pengawas internal. Itu pasti ada," katanya.
Dia mengatakan kiranya masyarakat Sulawesi Tengah dapat memahami bahwa langkah yang akan ditempuh oleh para pemegang saham tersebut sebagai tindakan kongkret untuk memperbaiki dan menyelamatkan bank Sulteng dari keterpurukan. ***
sumber:antarasulteng.com
"Perombakan sudah pasti dan adanya RUPSLB (rapat umum pemegang saham luar biasa) untuk komisaris dan jajaran direksi itu sangat besar," kata Longki, Jumat (5/4).
Langkah perombakan itu dilakukan pascabobolnya keuangan bank itu melalui kredit fiktif senilai Rp12,5 miliar yang diduga melibatkan mantan kepala Cabang Banggai Kepulauan Hengky Amir.
Dia mengatakan dirinya bersama wakil gubernur Sudarto sudah memanggil jajaran pejabat, direksi dan komisaris Bank Sulteng untuk dimintai pertanggungjawabannya atas bobolnya uang bank tersebut melalui kredit fiktif kurun waktu 2011-2013.
"Kemarin sudah saya panggil semua komisaris dan pejabat direktur. Secara moral saya minta pertanggungjawaban mereka," kata Longki.
Longki mengatakan jajaran direksi dan komisaris sudah menjelaskan semua alasan atas kasus yang terjadi di cabang Banggai Kepulauan dan cabang Morowali. Meskipun sudah mendapat penjelasan, Longki tetap menganggap terdapat kelemahan dalam manajemen bank andalan pemerintah daerah itu.
"Tetap saya katakan ini karena kurangnya perhatian, kurang waspada dan kurang profesional dari sistem pengendalian dan pengawasan internal. Ini sungguh menjadi perhatian kita," kata Longki.
Dia mengatakan contoh kasus Cabang Banggai Kepulauan, dari sisi aturan perbankan sebenarnya tidak ada masalah karena semua laporan lancar. Tidak ada hal yang mencurigakan, tidak ada kredit macet, namun dari sanalah sehingga tidak mendapat perhatian dari sistem pengawasan internal.
"Kondisi inilah yang dimanfaatkan oleh kepala cabang dengan mengeluarkan kredit untuk yang sekian ratus itu," katanya.
Selain merombak jajaran direksi, Longki juga mengatakan akan dilakukan audit secara keseluruhan dan di semua level bank Sulteng dari pusat sampai cabang mengingat beberapa kasus terjadi seperti di Cabang Morowali dan Banggai Kepulauan.
"Ada audit secara keseluruhan oleh auditor dan pengawas internal. Itu pasti ada," katanya.
Dia mengatakan kiranya masyarakat Sulawesi Tengah dapat memahami bahwa langkah yang akan ditempuh oleh para pemegang saham tersebut sebagai tindakan kongkret untuk memperbaiki dan menyelamatkan bank Sulteng dari keterpurukan. ***
sumber:antarasulteng.com
0 komentar:
Posting Komentar