Ilustrasi |
Jurnalsulteng.com- Harga minyak terjun bebas lebih dari enam persen ke posisi terendah untuk pertama kalinya sejak 12 tahun lalu.
Dipicu oleh lambatnya permintaan energi dari China dan Iran yang terus menambah pasokan minyak sehingga berdampak tertekannya harga minyak.
Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) ditutup di level US$31,41 per barel, turun US$1,75, atau 5,28 persen, setelah di awal perdagangan melorot ke US$31,88 per barel.
Dilansir dari CNBC, Selasa 12 Januari 2016, minyak Brent turun sebesar US$1,99 menjadi US$31,56 per barel, setelah jatuh ke level terendah sejak April 2004.
"Iran yangterus menambah pasokan membuat pedagang jadi berpikir panjang," kata Clayton Vernon, Ekonom Aquivia LLC di New Jersey.
Uni Eropa mengatakan pada Senin (11/1/2016) bahwa pencabutan sanksi terhadap Iran bisa segera datang, menyusul kesepakatan tahun lalu untuk mengekang program nuklir negara Timur Tengah itu.
Analis dari Goldman Sachs mengatakan harga minyak bahkan bisa saja mencapai US$20 per barel. Harga minyak telah jatuh lebih dari 70 persen sejak krisis dimulai pada pertengahan 2014 akibat melonjaknya produksi secara global.[***]
Sumber; Viva
0 komentar:
Posting Komentar