![]() |
Ilustrasi |
Di Jejaring Sosial Twitter, account @ArviPrianaa mendukung kebijakan tersebut. Kata dia, jumlah PNS di Indonesia saat ini sudah terlalu banyak.
“Setuju saya, setuju ini. Masak 20 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya terkuras untuk gaji PNS,” kicaunya.
Account @fidelicide menyarankan, pemerintah mengurangi usia pensiun PNS. Kata dia, idealnya, PNS sudah pensiun di usia 50 tahun. “PNS yang sudah 50 tahun harusnya pensiun, karena sudah tidak produktif,” kicaunya.
Account @aditabon mengusulkan, agar PNS diperlakukan seperti pegawai BUMN yang tidak mendapat pensiun seumur hidup setelah tidak lagi bekerja.
“Pada masa yang akan datang PNS cukup diberi pesangon. Setelah pensiun mereka jangan lagi membebani negara,” katanya.
Account @MugnialAlmugni menyarankan, lowongan PNS di bidang administratif dimoratorium. Menurutnya, pemerintah harus memprioritaskan merekrut PNS yang bertugas di lapangan.
“PNS Staf TU, administrasi dipensiunkan dini saja. Perbanyak guru dan dokter,” katanya.
Account @aquidd mengatakan, PNS bidang admistratif harus segera diremajakan. Sebab, membebani keuangan negara.
“Tugas administratif itu pakai mesin saja. Daripada banyak orang, tapi kerjanya hanya fotocopy surat saja,” ledeknya.
Tweeps @rhesya_s25 ragu pemerintah berniat mempensiunkan dini PNS. Sebab, pemerintah saat ini justru membuka banyak lowongan baru bagi PNS. “Kok baru sadar sekarang pemerintah, harusnya dari dulu,” sindirnya.
Tweep @Artanegarads bilang, program pensiun dini tidak akan mengurangi beban anggaran negara. “Solusinya, PNS kasih pesangon saja agar tidak membebani negara sampai mati,” kicaunya.
Tweeps @dimas_putra mengatakan, masyarakat antusias menjadi PNS karena pemerintah menjanjikan uang pensiun seumur hidup.
“Pendekatan pemerintah terhadap PNS itu salah. Tapi ini terjadi karena presiden kita juga mayoritas PNS, bukan pengusaha,” kicaunya.
Tweeps @men berharap, presiden terpilih Joko Widodo yang berlatar belakang pengusaha, mampu mengurangi jumlah PNS.
“Rakyat itu harusnya bercita-cita jadi pengusaha, bukan jadi PNS. Masak cita-cita jadi beban negera,” ledeknya.
Di Facebook, account Mozalucky Dade, mendukung rencana pensiun dini PNS. Dia mengusulkan, usia pensiun untuk PNS dikurangi dari 55 menjadi 50 tahun.
“Kalau bisa masa pensiun PNS jangan terlalu lama, cukup maksimal umur 50 tahun. Jangan seperti sekarang umur 60 tahun, sudah tua kerja yah tidak produktif,” ujarnya.
Facebooker Maulana membeberkan, dibandingkan PNS di luar negeri, PNS di Indonesia produktifitasnya rendah. Kata dia, di luar negeri, PNS, swasta, dan masyarakat bekerja sama bahu membahu membangun negara.
“Di Indonesia PNS justru tidak produktif. Sudah jadi beban negara, mereka juga suka mempersulit masyarakat, bahkan suka melakukan pungli,” tudingnya.
Facebooker Nades Nugroho yang seorang mengaku PNS lebih memilih mengundurkan diri secara sukarela ketimbang harus menerima pensiunan dini dari Pemerintah.
“Ahhh. Megundurkan diri aja. Malu kalau sampai dapat surat dipensiun dini gara-gara jelek kerjanya, hehe,” katanya.
Facebooker Jumi Hartono meledek para PNS yang mulai khawatir dirinya akan mendapatkan pensiun dini.
“Mau pensiun dini, takut ya kayak cin? Dipecat dengan tidak hormat, haha,” ledeknya.
Facebooker Nur berharap, pemerintahan baru di bawah Presiden Jokowi mengefisienkan birokrasinya supaya PNS dapat produktif dan tidak melakukan pungli terhadap masyarakat.
“Semoga era Jokowi nggak ada lagi PNS yang pungli dan makan gaji buta. Kalau ada laporan PNS pungli langsung pensiunkan dengan tidak hormat,” katanya.
Facebooker cikem menjelaskan, jumlah PNS seluruh Indonesia hanya 5 persen, namun menghabiskan alokasi APBN mencapai 20 persen. “APBN habis bukan disedot subsidi PNS, tapi habis disedot bayar gaji dan belanja PNS,” klaimnya.
Berbeda, Facebooker Bantul Koyan Nursinggih justru keberatan dengan rencana pemerintah. Menurutnya, yang lebih tepat dikurangi dan pensiun dini adalah anggota dewan.
“Kalau mau kurangi ya anggota DPR/MPR/DPD, karena gajinya gede tapi tidak produktif. Untuk PNS yang penting penugasan dan penempatan dengan formasi yang tepat, dan bidang yang tepat,” kelitnya.
Facebooker Andi Marta menjelaskan, masih banyak PNS yang bekerja sesuai tugasnya.
Menurutnya, profesi PNS adalah primadona karena pemerataan pembangunan di Indonesia belum terjadi.
“Kasihan dong PNS-PNS yang di daerah. Mereka banyak mayoritas produktif dan rajin. Jangan sampai mereka dipensiunkan dini,” katanya.
WamenPAN-RB, Eko Prasodjo mengatakan, pihaknya sudah membahas rencana peraturan pemerintah sebagai payung hukum kebijakan pensiun dini PNS. Namun diakuinya, aturan ini belum menyentuh secara mendalam program yang dijalankan.
“Sedang dihitung berapa biayanya, siapa saja yang dipensiunkan dini, apakah pakai kuota/ketersediaan anggaran. RPP sudah dipersiapkan, nanti tinggal bicara dengan Kemenkeu,” ucapnya.
Kesiapan pensiun dini ini sekaligus menjadi persiapan menyambut pemerintahan Jokowi-JK yang kabarnya akan mengurangi biaya belanja pegawai. Jika memang biaya PNS dikurangi maka pensiun dini menjadi salah satu jalan keluarnya.
“Kita kan belum tahu apakah Jokowi akan memberikan kebijakan mengurangi belanja pegawai atau tidak,” tegasnya.
Sebagai bagian dari penghematan anggaran negara, Eko menyebut telah menyiapkan mekanisme moratorium perekrutan PNS baru. Namun moratorium hanya dilakukan untuk posisi tertentu saja yang dilihat sudah mempunyai banyak pegawai.
“Dugaan saya bisa saja moratorium pegawai lagi atau minus growth jadi banyak yang pensiun sehingga kita butuh rekrut baru lagi. Ini tergantung, tapi saya lihat memikirkan bagaimana pegawai yang tidak kompeten dan tidak dibutuhkan untuk dikurangi. Karena ini jadi beban negara,” tegasnya.[Rmol]
0 komentar:
Posting Komentar