Joko Widodo |
Tak terkecuali politisi PKS yang juga Jurudebat pasangan Prabowo-Hatta, Fahri Hamzah yang menyebut janji Jokowi itu sinting. Sontan, kicauan Fahri lewat akun twitter pribadinya mendapat perlawanan keras dari timses Jokowi.
Sependapat dengan Fahri, menurut budayawan Gus Wahyu NH Aly, keinginan Jokowi tersebut sama halnya mengecilkan makna 1 Muharram. Di Indonesia, tiap 1 Muharram ditetapkan sebagai hari libur nasional sehingga dibuat Hari Santri pun sama saja.
"Tapi yang terpenting, 1 Muharam mengandung makna dan historis yang universal, di antaranya mengandung nilai-nilai persatuan umat seluruh dunia. Menjadikan 1 Muharam sebagai hari santri, sama halnya mengecilkan nilai-nilai yang ada di dalamnya," papar Gus Wahyu yang dikutip dari Rakyat Merdeka Online, Kamis (3/7/2014).
Pengasuh Lawang Ngajeng ini juga berpendapat, dengan menjadikan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional, Jokowi justru menunjukkan sikap gegabah dan tanpa pendekatan spiritual yang mendalam.
"1 Muharam mau dijadikan hari santri, itu kan cari-cari sensasi saja. Tidak pikir panjang," tegas Gus Wahyu.
Lanjut Gus Wahyu, politik sebagai sesuatu yang suci seringkali di dalamnya terisi hal-hal yang mubazir, mulai dari materi hingga ucapan-ucapan. Masuknya sesuatu yang mubazir, terlebih hal-hal kotor ke dalam politik, bisa jadi adanya penghalalan segala cara sekedar naik level kekuasaan.(Rmol)
0 komentar:
Posting Komentar