Parigi Moutong, Jurnalsulteng.com- Kepala Sekolah (Kepsek) SMA 1 Kasimbar, Drs Ali Wakano, menjadi "tumbal" masalah kelulusan CPNS melalui jalur honorer K2. Bahkan nyawa Kepsek ini nyaris melayang setelah ditebas menggunakan parang oleh Feri salah seorang honorer sebagai Tata Usaha di sekolah tersebut.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, peristiwa penganiayaan yang terjadi Selasa (11/3/2014) sekitar pukul 11.30 wita, bermotif diduga karena pelaku marah terhadap korban yang tidak mau menandatangani absensi tahun 2013 milik pelaku. absensi yang diminta pelaku tersebut akan digunakan untuk kelengkapan berkas sebagai CPNS K2.
Pelaku kemudian kecewa dan pulang ke rumahnya untuk mengambil parang yang diselipkan di belakang baju, lalu kembali ke sekolah tersebut. Selanjutnya pelaku mengamuk dan mengejar korban lalu melakukan penganiayaan dengan cara menebas korban menggunakan sebilah parang sehingga mengakibatkan korban mengalami luka robek pada bagian ibu jari sebelah kiri, luka robek pada lengan sebelah kanan dan luka robek pada bagian punggung sebelah kanan. Korban sempat dilarikan ke Puskesmas Kasimbar namun karena lukanya parah akhirnya dirujuk ke rumah sakit Anuntaloko Parigi.
Wakapolres Parimo, Kompol H Sirajuddin Ramly, SH sepertidilansir radarsulteng.co.id membenarkan peristiwa tersebut. Sirajuddin menambahkan, setelah melakukan penganiayaan, pelaku melarikan diri menggunakan sepeda motornya. Pelaku yang sempat bersembunyi di rumahnya akhirnya menyerahkan diri dengan cara menelepon anggota Polsek Kasimbar. Setelah diamankan di Polsek Kasimbar, pelaku akhirnya dibawah ke Polres Parimo untuk proses hukum lebih lanjut.
Sirajuddin mengungkapkan, tersangka Feri yang merupakan warga Dusun Tompis Desa Kasimbar Kecamatan Kasimbar, pernah menjadi guru honorer di sekolah tersebut sejak tahun 2005, namun berhenti pada tahun 2013. Feri yang mengikuti tes K2 ternyata lulus sebagai CPNS. Sayangnya korban tidak mau menandatangani bukti absensi milik Feri sehingga akhirnya mengamuk dan melakukan penganiayaan.
Informasi yang diperoleh Jurnalsulteng.com menyebutkan, korban tidak mau menandatangani absensi yang diminta pelaku, karena Feri sudah sejak dua tahun terakhir tidak pernah hadir sebagai pegawai honorer di sekolah tersebut.(trs)
0 komentar:
Posting Komentar